Pengakuan Awang Soal Pengeroyokan Perawat Puskesmas Kedaton Bandar Lampung

Konten Media Partner
5 Juli 2021 20:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awang Helmi Christianto menggunakan masker berwarna putih. | Foto: Bella Sardio/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Awang Helmi Christianto menggunakan masker berwarna putih. | Foto: Bella Sardio/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Awang Helmi Christianto, pelaku terduga pengeroyok Rendi seorang Perawat Puskesmas Kedaton mengklaim kejadian tersebut bukan merupakan pengeroyokan, tapi perkelahian.
ADVERTISEMENT
Diakuinya, hanya sebuah perkelahian antara dirinya dengan Rendi. Sedangkan, kedua orang yang dikabarkan mengeroyok merupakan adik dan sopirnya yang melerai perkelahian tersebut.

Awang Cari Tabung Oksigen Karena Sang Ayah Sedang Kritis

Awang menjelaskan awal kejadian hingga mengakibatkan perkelahian tersebut saat ia ingin membeli tabung oksigen di Puskesmas Kedaton.
"Saya saat itu dihubungi oleh orangtua saya, bahwa kondisi ayah saya sedang kritis dirawat di rumah dan butuh asupan oksigen sekitar jam 01.30 WIB. Saat itu saya berpikir saya seorang anak harus cepat mencari solusinya," jelasnya.
Lalu, ia mencari oksigen di salah satu lokasi di daerah Pahoman, tapi tutup. Kemudian, ia menuju saya ke Bunderan Gajah (Tugu Adipura) tepatnya di ambulan sekitar.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir ada tabung oksigen, ternyata tidak ada. Petugas yang ada di situ merekomendasikan kalau di Puskesmas Kedaton itu bisa dibeli," jelasnya.

Awang Ke Puskesmas Kedaton

Saat dirinya sampai ke lokasi, Minggu (5/7) pukul 03.00 WIB, kondisi tempat itu tutup. Lantaran nampak tidak ada orang, Awang ketok dan tidak ada orang.
"Kemudian saya pencet bel, keluar petugas. Saya lihat sepertinya memang tidak bersahabat. Saya sampai bilang minta maaf sudah mengganggu tidur bapak. Kemudian saya sampaikan kalau saya mau beli oksigen," terang Awang.
Namun, jawaban dari perawat tersebut menggunakan nada yang tidak bersahabat. Padahal, menurutnya, petugas pelayanan harusnya melayani sepenuh hati. Ia juga ditegur untuk pakai masker.
"Disitu saya merasa kaget kok sikapnya tidak mengenakan. Dari situ kemudian ada komunikasi yang tidak menyenangkan yang mana pada prinsipnya terjadi perkelahian. Bukan pengeroyokan. Di situ ada adik saya dan driver. Mereka berdua yang melerai," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Awang mengklaim, bahwa itu bukan merupakan pengeroyokan. Namun, perkelahian antara dirinya dengan Rendi. Sedangkan, kedua orang yang dikabarkan mengeroyok juga adalah adik dan sopirnya yang melerai perkelahian tersebut.
"Yang memulai duluan perawat itu. Saya ditendang pada bagian wajah, kemudian saya tangkis dan terkena tangan saya. Setelah itu tangan dan rahang saya bengkak. Karena saya ditendang saya balik pukul. Kemudian dia sempat ambil batu besar itu untuk mukul kepala saya. Kemudian dilerai," katanya. (*)