Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Lampung

Konten Media Partner
24 Oktober 2019 21:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi panas matahari | Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panas matahari | Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Akhir-akhir ini hampir seluruh masyarakat Indonesia merasakan cuaca panas yang cukup ekstrem. Hal ini juga dirasakan oleh masyarakat yang ada di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Menurut Kasi Data BMKG Lampung, Rudy Hariyanto, suhu rata-rata normal di Provinsi Lampung hanya 33 derajat celcius.
"Tapi seminggu belakangan terpantau suhu tertinggi sampai 37,2 derajat celcius itu pada 22 Oktober 2019. Kemarin (Rabu) saja suhunya 36,2 derajat," katanya saat dihubungi Lampung Geh, Kamis (24/10).
Menurutnya, cuaca saat ini sudah tergolong cukup ekstrem. Hal ini disebabkan karena posisi matahari yang semula di tengah jalur ekuator sekarang bergulir ke belahan bumi bagian selatan.
"Dengan adanya pergerakan itu maka panas sangat terasa, ditambah lagi peluang hujan yang masih rendah. Karena aliran masa udara dari akibat monsoon Australia masih kuat," papar Rudy.
Monsoon Australia adalah angin yang bergerak dari Benua Australia menuju Asia. Dampak dari monsoon Australia tersebut adalah mempersulit pergerakan awan yang berpotensi hujan.
ADVERTISEMENT
"Itu juga didukung oleh kelembaban udaranya yang sangat rendah sekali, sehingga menyebabkan udara sekarang ini terasa gerah, panas menyengat, dan tidak nyaman bagi manusia," terangnya.
Pihaknya memperkirakan kondisi panas ini akan terus berlangsung hingga sepekan ke depan. Maka Rudy mengimbau kepada masyarakat Provinsi Lampung untuk lebih banyak mengonsumsi air mineral.
"Kondisi ini menyebabkan timbul pengaruh ke kesehatan seperti bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan dehidrasi. Disarankan bagi masyarakat untuk minum air mineral yang cukup, selain itu menjaga asupan makanan yang sehat seperti buah-buahan," imbau dia.
Dirinya juga menyarankan kepada masyarakat untuk mengurangi beraktivitas di luar ruangan. Jika terpaksa keluar rumah, diusahakan menggunakan pakaian yang melindungi dari sinar matahari langsung.
"Karena saat ini sinar matahari sangat kuat karena tidak ada penghalangnya seperti awan di langit," pungkasnya.(*)
Seorang warga menggunakan payung guna terhindar dari panasnya matahari, pada Selasa (22/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT