Perayaan Pekan kesadaran Antibiotik, Peternak di Lampung Sudah SNKV

Konten Media Partner
22 November 2019 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan piagam Rekor Muri kepada Gunernur Lampung atas SNKV terbanyak pada peternak unggas petelur di Lampung, Jumat (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan piagam Rekor Muri kepada Gunernur Lampung atas SNKV terbanyak pada peternak unggas petelur di Lampung, Jumat (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sebut peternak unggas petelur di Lampung sudah sertifikasi dan bebas resistensi antimikroba.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka Perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik 2019 (Word Antibiotics Awareness Week), Pemerintah Provinsi Lampung mengadakan serangkaian acara di antaranya jalan sehat, senam bersama, kampanye makan telur bebas residu antibiotik, Rekor Muri sertifikasi NKV pada budidaya unggas petelur terbanyak dalam satu tahun, Seminar antimicrobial resistance (AMR), serta sarasehan peternak.
Acara yang dilaksanakan di Lapangan Korpri Komplek Kantor Pemerintah Provinsi Lampung ini dihadiri oleh Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Kementerian Pertanian, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Universitas Lampung dan Pinsar Petelur Nasional Lampung (PPN).
Kampanye ini merupakan puncak dari perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 di Indonesia, yang pada tahun ini berlangsung dari 18-24 November 2019. Hal ini menjadi penting karena resistensi antimikroba merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan global. Tidak hanya di kesehatan manusia, namun juga kesehatan hewan dan lingkungan turut berperan dalam hal ini. Setiap tahunnya, 700.000 orang meninggal akibat infeksi yang resisten terhadap antimikroba dan banyaknya jumlah hewan ternak yang mati akibat tidak mampu mengendalikan infeksi.
ADVERTISEMENT
Tanpa upaya pengendalian global, AMR diprediksi akan menjadi pembunuh nomor satu di dunia pada 2050, dengan tingkat kematian mencapai 10 juta jiwa pertahun melampaui penyakit jantung, kanker dan diabetes serta menimbulkan krisis ekonomi global.
Adapun antimikroba adalah satu jenis obat-obatan yang memiliki fungsi untuk membunuh atau menghambat laju pertumbuhan mikroba, dimana salah satunya adalah antibiotik. Antibiotik digunakan untuk menyembuhkan infeksi bakteri pada manusia dan hewan. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat di sektor agrikultur (pertanian, peternakan, dan perikanan) dan kesehatan manusia mempercepat laju resistensi bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik (superbugs).
Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Samsul Ma'arif mengatakan bahwa Direktur Kesehatan Veteriner menekankan untuk memerangi laju resistensi antimikroba diperlukan tindakan dari semua pihak.
ADVERTISEMENT
"Tantangan dalam memerangi laju resistensi antimikroba dan mengendalikan penyakit infeks baru harus dipandang sebagai kewajiban dan tanggungjawab semua pihak, untuk itu semuanya harus senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi profesional dan selalu menjaga agar antimikroba tetap efektif," ujar Samsul.
Pemberian penghargaan kepada perwakilan peternak unggas petelur dari 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, Jumat (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Di sisi lain, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Lampung telah berkomitmen dalam menangani permasalahan ini, salah satu upayanya adalah pembinaan, pengawasan peredaran dan penggunaan obat hewan pada ternak melalui Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (SNKV) pada unit usaha peternakan. NKV ini adalah sertifikasi sah terpenuhinya persyaratan hygiene sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan.
"Sertifikat NKV ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan keamanan pangan untuk masyarakat, sampai saat ini Indonesia baru ada 45 unit usaha budidaya peternakan yang bersertifikat NKV dan 14 atau 30 persen diantaranya adalah budidaya unggas petelur di Provinsi Lampung," jelas Arinal.
ADVERTISEMENT
Sementara Keoala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Edi Yanto mengatakan bahwa, Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 ini memiliki arti penting untuk Provinsi Lampung.
"Perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 mempunyai arti penting dan sejalan dengan upaya kita dalam menghasilkan produk peternakan terutama telur yang sehat, bebas residu antibiotik, bebas salmonella dan lain-lain," tegas Edi.
Sementara Team Leader FAO ECTAD, James Mc Grane menambahkan bahwa pelaku usaha peternakan dan industri peternakan sangat berperan dalam solusi pengendalian laju resistensi antimikroba.
"Peternak perlu menerapkan praktik-praktik peternakan yang baik dan pencegahan dan pengendalian infeksi, dimana di dalamnya terdapat implementasi biosekuriti 3 zona, vaksinasi secara cepat, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Harapannya dengan peternakan yang bersih dan terjaga, tercipta ternak yang sehat dan tidak mudah terkena penyakit," ujar James.
ADVERTISEMENT
Dalam Perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 di Lampung tersebut juga dilakukan aksi makan telur bersama sebagai bukti bahwa telur yang diproduksi oleh peternak di Lampung sudah bebas resistensi antimikroba yang dibuktikan dengan Sertifikat NKV.
Pada kesempatan yang sama juga diserahkan Rekor Muri kepada Gubernur Lampung atas sertifikasi NKV terbanyak kepada para peternak unggas petelur yang ada di provinsi Lampung. (*)