Permintaan Meningkat, Pangkalan Isi Ulang Oksigen di Bandar Lampung Kewalahan

Konten Media Partner
27 Juni 2021 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangkalan isi ulang oksigen Pak Tua di Bandar Lampung, Minggu (27/6). Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Pangkalan isi ulang oksigen Pak Tua di Bandar Lampung, Minggu (27/6). Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Pangkalan isi ulang gas oksigen di Bandar Lampung meningkat hingga 100 persen dalam 2 pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Permintaan isi ulang ini meningkat tidak hanya dari pihak rumah sakit saja. Namun, juga dari pihak perorangan yang kerap membutuhkannya.
Tabung yang berukuran 1 meter kubik meningkat diduga lantara dampak penyebaran COVID-19.
Salah satunya, pangkalan isi ulang oksigen Pak Tua di jalan Urip Sumohardjo. Ia mengaku kewalahan atas sejumlah permintaan pelanggan.
"Bukan dari permintaan rumah sakit, tapi lebih ke personal. Seperti pasien rawat jalan yang membutuhkan oksigen," kata Topan, pengelola isi ulang oksigen Pak Tua, Minggu (27/6).
Kenaikan permintaan oksigen ini diperkirakan sampai sekitar 100 persen. Kalau biasanya mendapat pesanan 2-5 tabung, saat ini pesanan sampai 10-15 tabung perhari.
Menurut Topan, tidak hanya untuk keperluan medis, tetapi juga kerap digunakan di bidang industri konstruksi.
ADVERTISEMENT
Oksigen juga banyak digunakan oleh pekerja las. "Dulunya memang dicari untuk usaha las, tapi semenjak covid mulai banyak dari pasien rawat jalan," ujarnya.
Kondisi ini semakin menerkam lantaran minim suplay tabung dari distributor. Padahal, ia berencana menambah jumlah tabung berdasarkan makin banyak orang memerlukan oksigen.
"Suplay liquid oksigennya aman, cuma kalau mau nambah tabung lagi susah. Karena dari pabrikan tabung lagi kosong," katanya.
Sedangkan, harga oksigen per ukuran 1 meter kubik biasa dijual mencapai Rp 35 ribu - Rp 45 ribu. Jika per ukuran 6 meter kubik harga mencapai Rp 80 ribu - Rp 100 ribu. Untuk diketahui, satu tabung kosong ukuran 6 meter kubik bisa mencapai Rp 2 juta.
ADVERTISEMENT
"Jadi sistemnya sewa, begitu habis tabung dikembalikan lagi," ujar Topan.
"Kebanyakan sistemnya sewa dengan memberi jaminan. Jarang ada konsumen beli sama tabung, karena yang mereka butuhkan oksigen nya saja," tutupnya. (*)