Presiden BEM Unila: Indonesia Bukan Terbakar Tetapi Indonesia Dibakar

Konten Media Partner
17 September 2019 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi damai mahasiwa Lampung di Bundaran Hajimena, Kota Bandar Lampung, Selasa (17/9) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Aksi damai mahasiwa Lampung di Bundaran Hajimena, Kota Bandar Lampung, Selasa (17/9) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Ratusan mahasiwa dari berbagai universitas negeri di Lampung menggelar aksi damai di Bundaran Hajimena, Kota Bandar Lampung, Selasa (17/9).
ADVERTISEMENT
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila), Fajar Agung Pangestu mengatakan, bahwa aksi ini bentuk keprihatinan mahasiwa Lampung atas asap yang melanda Provinsi Riau dan sekitarnya.
Presiden BEM Unila, Fajar Agung Pangestu saat diwawancarai awak media, Selasa (17/9) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Ketika satu provinsi saja terbakar maka ini membuat diri kita terpanggil terutama mahasiswa Lampung jangan sampai hari ini Lampung diam ketika kondisi bumi pertiwi tidak baik-baik saja," katanya saat diwawancarai awak media di lokasi aksi.
Fajar menuturkan, saat ini sekitar 200 ribu lebih masyarakat terkena virus ispa akibat terlalu banyak menghirup asap kebakaran hutan, ditambah lagi dengan naiknya status udara ke tingkat berbahaya.
Para mahasiwa yang memegang spanduk pada aksi damai mahasiwa Lampung, Selasa (17/9) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Dengan seluruh elemen yang ada, kita berkumpul dan menyatakan sikap bahwa Lampung juga menolak asap. Kami menegaskan hari ini, Indonesia bukan terbakar tetapi hari ini Indonesia dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab," katanya.
ADVERTISEMENT
Melalui aksi ini, dia meminta pemerintah Indonesia untuk segera melalukan penyelidikan kepada oknum-oknum yang membakar hutan dan lahan.
Para mahasiwa yang memegang bendera universitas pada aksi damai mahasiwa Lampung, Selasa (17/9) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Kami juga meminta pemerintah untuk segera mengadili oknum yang terlibat kebakaran hutan dan lahan ini. Kedua kami meminta agar proses penanganan yang terjadi khususnya di Provinsi Riau, Kalteng, Sampit dan sebagainya agar segera ditanggulangi," ungkap dia.
Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah segera melakukan penindakan segala kondisi kebakaran hutan dan lahan.
"Kami mengutuk keras tindakan-tindakan yang kemudian membuat luka Ibu Pertiwi, karena hutan ini adalah milik kita, dan pemerintah harusnya bertindak tegas kepada seluruh korporasi yang ingin mencari makan," tegas Fajar.(*)
-----
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor : M Adita Putra
ADVERTISEMENT