Konten Media Partner

Ratih Adiputri Asal Lampung Jadi Peneliti di Universitas Jyvaskyla, Finlandia

22 Agustus 2024 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Ratih D Adiputri, salah satu peneliti di Universitas Jyvaskyla, Finlandia asal Lampung. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Dr Ratih D Adiputri, salah satu peneliti di Universitas Jyvaskyla, Finlandia asal Lampung. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Dr Ratih D Adiputri, wanita asli Lampung menjadi salah satu peneliti bidang ilmu Politik Universitas Jyvaskyla, Finlandia.
ADVERTISEMENT
Ratih sapaan akrabnya, juga merupakan penulis buku Sistem Pendidikan Finlandia yang diterbitkan pada 2019 oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
"Buku sistem pendidikan Finlandia sudah dicetak ulang 5 kali," kata Ratih kepada Lampung Geh, Kamis (22/8).
Ratih menceritakan dirinya sudah 15 tahun tinggal di Finlandia. Namun, setiap pulang ke Indonesia, ia selalu pulang ke Lampung.
"Setiap pulang ke Indonesia selalu ke Lampung karena saya orang Lampung, ayah orang Lampung, Lampung Abung tepatnya," ucapnya.
Sebelum bekerja di bidang akademik Finlandia, Ratih memiliki pengalaman bekerja di Sekretariat Jenderal MPR dan sebagai manager bidang legislatif program penguatan pemerintahan lokal yang dibiayai oleh USAID di Jakarta.
"Saya dulu sekolah di Yogyakarta dan bekerja lama di Parlemen MPR 10 tahun, kemudian ke Finlandia saya penduduk tetap di sana, minta berkontribusi mengenai pendidikan Indonesia," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ratih, alasan dirinya memilih bekerja di Universitas Jyvaskyla Finlandia supaya mendapatkan pengalaman lebih dan dapat memotivasi warga Indonesia khususnya Lampung.
"Dari awal walaupun sudah Pegawai Negeri di sana (Parlemen MPR), tapi ngerasa ini bukan akhir dari segalanya, pengennya merasa ingin maju, ini aku belajar bahasa Prancis, Bahasa Inggris udah lewat, supaya bisa bahasa lain selain 5 bahasa di PBB itu," ucapnya.
"Saya membagikan apa yang dialami pendidikan di Finlandia yang bagus itu, untuk memotivasi kita bahwa pendidikan di Indonesia juga selayaknya bisa berkualitas seperti itu," lanjutnya.
Ratih mengaku, dirinya memang sudah berkeinginan mengenyam pendidikan di luar negeri. Namun, semua rata-rata di Politik.
"Memang saya kerja di Parlemen semuanya Amerika, Australia, Inggris, kok itu itu aja, pengen yang lain, pengen beda. Kebetulan ada pendidikan Finlandia, pas dicari coba kontak dosennya, ternyata dosen ku profesor ku lagi cari program Parlemen, aku kerja di Parlemen, semua nya ada Parlemen di Amerika juga, Parlemen di negara berkembang nggak ada nih jadi aku ikut," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selama disana, culturebshock yang ia alami yakni perbedaan geografis. Pasalnya, Finlandia berada di kutub bagian Utara.
"Perbedaan geografis jelas, jauh banget Finlandia itu di kutub Utara, bulan September datang suhu 7 derajat kaget, rupanya pas musim dingin itu-37 jadi kalo kita nunggu di halte bus itu bulu mata kita tuh kayak ngefrezze gitu sangking dinginnya," ucap dia.
Ratih pun berharap pendidikan di Indonesia lebih baik lagi dan kualitas pendidikan meningkat dan terutama di tingkat mendasar.
"Supaya kita bisa mimpi bersaing mencapai apa yang Indonesia cita-citakan Indonesia Emas 2045," pungkasnya. (Yul/Put)