Siswa SD yang Viral Pecahkan Kaca karena Tak Naik Kelas Akhirnya Bisa Naik Kelas

Konten Media Partner
23 Juni 2021 12:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Pesawaran - Adanya siswa SD Negeri 3 Padang Cermin yang tidak naik kelas pada tahun ajaran 2020-2021 hingga pecahkan kaca sekolah, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesawaran memberikan penyelesaian terkait hal ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran Fauzan Suaidi mengatakan bahwa persoalan tersebut telah diselesaikan. Berbagai macam tindakan dilakukan sebagai upaya dalam hal mendidik dan sesuai dengan kaidah pendidikan.
"Kemarin sudah dikoordinasikan, di antaranya adalah memberikan tugas pelajaran kepada siswa yang dimaksud, jadi naik kelas namun dengan syarat," ujar Fauzan.
Dikatakannya siswa yang tidak naik kelas itu tidak mengerjakan soal ujian daring tersebut. "Siswa tersebut tidak mengerjakan soal saat ulangan atau ujian kenaikan kelas yang dilangsungkan dengan daring, " tambahnya.
Terkait kaca yang pecah, dimana akibat lemparan amunisi ketapel oleh siswa yang tidak naik kelas itu tidak ada tuntutan dari pihak sekolah.
"Kalau soal kaca yang pecah ya tidak ada masalah itu, kita tidak akan tuntut menuntut, kan namanya juga anak-anak. Yang kita tekankan adalah bagaimana caranya agar anak tersebut tetap sekolah sehingga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, kita tidak tau. Siapa tau anak tersebut nantinya malah jadi orang, " ujarnya.
ADVERTISEMENT
Informasi yang beredar, siswa SD N 3 Padang Cermin tidak naik kelas hingga melampiaskan amarahnya dengan memecahkan kaca sekolah menggunakan ketapel. Dimana kejadian itu melibatkan siswa yang berjumlah 5 anak.
Berdasarkan info yang dihimpun, Darman, salah satu wali murid yang tidak naik kelas mengatakan, sebelumnya mereka datang ke sekolah karena dipanggil untuk remedial.
"Mereka kan dikasih surat panggilan ke sekolah buat remedial, tapi malah dengar kabar kalau anak-anak ini mecahin kaca sekolah," kata Darman.
Menurutnya, perbuatan yang dilakukan anak murid tersebut merupakan bentuk kekesalan dan rasa malu karena tidak naik sekolah.
"Iya pikir mereka kan sudah besar karena mau naik ke kelas 6, malu sampe gak naik kelas, mereka sempat bilang tidak mau sekolah lagi kalau gak naik kelas," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, anak murid yang dinyatakan tidak naik kelas sebenarnya selalu ada dari tahun ke tahun.
"Ya ini kan situasi pandemi covid-19, mereka harus belajar di rumah sistem juga daring kan, sedangkan di sini susah sinyal, rata-rata wali murid di sini buruh tani, yang tidak semuanya paham teknologi," pungkasnya. (*)
Namun, kelima siswa SD tersebut untuk saat ini belum mendapatkan informasi apakah akhirnya mengerjakan tugas remedial supaya naik kelas atau belum.