Soal Penutupan Jalan Kampung, Pemilik Lahan Bantah Tarik Uang untuk Selokan

Konten Media Partner
19 September 2021 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akses jalan ditembok pemilik lahan, Sabtu (18/9/2021) | Foto: Roza Hariqo/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Akses jalan ditembok pemilik lahan, Sabtu (18/9/2021) | Foto: Roza Hariqo/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Soal penutupan akses jalan kampung di Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kota Bandar Lampung pemilik lahan membantah adanya penarikan uang untuk selokan, Minggu (19/9/2021).
ADVERTISEMENT
Dikabarkan sebelumnya berdasarkan keterangan warga sekitar, Eka Handayani dan Theresa Suryani, mengatakan bahwa masyarakat sempat diminta uang sebesar Rp 14,5 juta untuk membangun selokan yang melintasi tanah milik seorang warga bernama, Bambang.
"Kami hanya ingin ada jalan air, selokan. Tapi kemaren pemilik tanahnya bilang gak bisa, bisa pun hanya dikasih setengah meter. Tapi beliau minta dibayarin Rp 1 juta per meternya dan sudah ditotal sepanjang 29 meter jadi kami harus bayar Rp 14,5 juta," katanya kepada awak media, Sabtu (18/9/2021).
Namun pemilik lahan, Bambang, melalui Lurah Labuhan Ratu Raya, Yudi Kurniawan, membantah adanya penarikan uang belasan juta untuk membangun selokan yang melintasi tanah miliknya.
"Kita sudah konfirmasi ke Pak Haji Bambang, pemilik tanah yang sah bahwa diawal pernah dikatakan beliau memberikan sebagian tanahnya untuk dibuat selokan air selebar 30 cm dengan panjang lebih kurang 27 meter," kata Yudi Kurniawan saat dihubungi Lampung Geh, Minggu (19/9/2021).
ADVERTISEMENT
"Sudah saya konfirmasi ke Pak Haji Bambang, bahwa beliau tidak pernah menjualbelikan tanah itu dan dia sudah mengikuti maunya masyarakat," lanjutnya.
Yudi Kurniawan juga menjelaskan tanah yang merupakan lahan kosong tersebut sudah lama dimiliki oleh Bambang. Ia mengatakan, karena sering dilewati oleh masyarakat akhirnya tanah tersebut membentuk sebuah jalan.
"Sudah lumayan lama dia memiliki tanah disitu. kalau tanah itu kan sebenernya lahan kosong sering dilewatin orang jadi ngebentuk jalan," ucap Yudi. (*)