Sudah Dikunci Stang ke Kanan, Motor Milik Risa Tetap saja Lenyap

Motor milik Risa (34) yang hilang dicuri saat terparkir di halaman belakang rumahnya | Foto : Ist.

Lampung Geh, Bandar Lampung - Mengunci kendaraan sepeda motor khususnya jenis matic ke arah berlawanan (kanan) notabene mempersulit pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) untuk melancarkan aksinya.

Namun itu tak berlaku untuk sepeda motor jenis Honda Beat warna merah putih bernomor polisi BE 6242 YZ milik Risa (34).

Wanita yang merupakan warga Jalan Anggrek, Nomor 2B, Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa ini mengaku telah kehilangan sepeda motornya saat terparkir di halaman belakang rumahnya.

"Tadi pulang dari kantor jam setengah 3 (14.30 WIB), posisi gerbang terkunci tapi gak digembok. Tahu hilangnya itu jam 3 (15.00 WIB), karena ada suara gerbang kebuka. Kirain ada orang tua saya masuk, langsung reflek aja liat ke parkiran motor, udah hilang motornya," katanya saat dihubungi Lampung Geh, Selasa (13/8) malam.

Risa menjelaskan, meski sudah terparkir di belakang rumah, namun pelaku curanmor ini lebih lihai sehingga berhasil membawa sepeda motor yang biasa Ia gunakan untuk bekerja.

"Jadi posisinya itu di belakang, jadi kalau mau keluar harus melewati mobil. Kayaknya sudah diincar deh," ujar wanita ini.

Padahal, lanjut Risa, kunci stang motor sudah diarahkan ke kanan dan lubang kunci motornya tertutup.

"Tapi tetap saja hilang, helmnya ditinggalin sama maling," kata dia.

Atas kejadian ini, Ia tidak melaporkan ke pihak berwajib lantaran dirinya merasa akan sia-sia.

"Lapor ke polisi belum, mungkin hasilnya nihil juga kalau lapor mah. Kalau ketemu itu sudah rezeki banget," ungkap Risa.

Sebelumnya, tetangganya sempat memberi tahu bahwa ada seseorang yang terpergok hendak masuk ke dalam gerbang rumahnya.

"Satu bulan yang lalu pernah diingetin sama kantor di depan katanya 'tadi ada yang mau masuk ke rumah tapi ketahuan langsung lari orangnya'. Malah kejadian 1 bulan kemudian, kayaknya memang sudah diincar," tandasnya.(*)

----

Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando Editor : Asa Nirwana