Syekh Ali Jaber: Lebih Baik Mengorbankan Diri Sendiri Daripada Mengorbankan Umat

Konten Media Partner
17 September 2020 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syekh Ali Jaber di kanal Youtube Deddy Corbuzier | Foto: Youtube/Deddy Corbuzier
zoom-in-whitePerbesar
Syekh Ali Jaber di kanal Youtube Deddy Corbuzier | Foto: Youtube/Deddy Corbuzier
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Meski menjadi korban penusukan saat isi kajian di Lampung, Syekh Ali Jaber memilih tenang dan diam untuk menyelamatkan umat, Kamis (17/9).
ADVERTISEMENT
Insiden penusukan terhadap salah satu tokoh ulama nusantara, yakni Syekh Ali Jaber tentunya menuai reaksi dari banyak pihak. Namun dalam hal ini Syekh Ali Jaber lebih memilih tenang dan mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.
"Saya percaya satu hal, tidak ada sesuatu pun yang terjadi secara kebetulan, semua ditunjukkan oleh Allah. Bahkan kata Umar bin Khattab, kita itu lari dari takdir ke takdir," kata Syekh Ali Jaber dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier.
"Jadi apa yang kita perbuat tidak akan mengubah takdir (yang sudah terjadi). Ketika kita bereaksi marah ataupun emosi, ini tidak akan mengubah, justru bisa menimbulkan musibah yang lebih besar. Maka saya memilih tenang, diam, dan saya ucap Alhamdulillah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Syekh Ali Jaber juga tidak ingin apa yang dialaminya dikaitkan dengan isu politik ataupun yang lainnya. Syekh Ali Jaber menilai, reaksinya justru akan dapat menimbulkan keributan lainnya.
"Kalau boleh dianggap, ini kasus saya pribadi. Ini kejadian karena takdir Allah. Saya tidak mau dikaitkan dengan gerakan manapun, politik, atau isu-isu manapun. Itu nanti urusan polisi," ucap Syekh Ali Jaber.
Menurut Syekh Ali, apa yang dilakukannya sesuai yang diajarkan okeh agama islam. "Saya tidak mau berburuk sangka, suudzon. Kalau berbicara yang baik, kalau tidak bisa lebih baik diam. Saya menerapkan apa yang diajarkan oleh agama Islam, kemuliaan ahlak seorang muslim bukan pada saat dia santai, tapi pada saat dia berhadapan dengan ujian," kata Syekh Ali Jaber.
ADVERTISEMENT
Hingga sampai saat ini Syekh Ali Jaber berlapang dada atas apa yang menimpanya, dan tidak ada keinginan untuk mencari tahu aiapa ataupun motif pelaku penusukannya. Bahkan jika pada akhirnya pelaku penusukan terhadap dirinya diputuskan mengalami ganguan jiwa, pihaknya akan menerima.
"Coba kalau saya ribut (tidak terima) apa manfaatnya, kalau ribut membawa manfaat saya mau. Jika lalu saya protes dan tidak terima, akan mengganggu aktivitas banyak orang, aktivitas ibadah umat muslim ataupun non-muslim, mengganggu aparat kemanan, dan juga pemerintah. Bahkan dapat memicu orang untuk berbuat hal tidak tahu hasilnya apa," jelas Syekh Ali Jaber.
Meskipun dirinya adalah korban dari penusukan tersebut, Syekh Ali menjawab hal itu dengan santai. "Saya lebih baik mengorbankan diri sendiri daripada korbankan umat. Saya tidak mau kasus ini dimanfaatkan oleh pihak golongan tertentu, termasuk kelompok agama manapun," tandas Syekh Ali Jaber. (*)
ADVERTISEMENT