Undang Rocky Gerung, Fisip Unila Gelar Diskusi Publik Akal Sehat

Konten Media Partner
2 Juli 2019 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FISIP Unila Gelar diskusi politik akal sehat bersama Rocky Gerung, Selasa (2/7) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
FISIP Unila Gelar diskusi politik akal sehat bersama Rocky Gerung, Selasa (2/7) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung menggelar diskusi publik, Selasa (2/7) pagi, dengan tema "Politik Akal Sehat Untuk Membangun Peradaban Demokrasi". Acara ini tentunya sangat ditunggu-tunggu karena menghadirkan Rocky Gerung sebagai narasumber utama yang cukup fenomenal, dan Isbedi Setiawan selaku Paus Sastra Lampung.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutanya, Dekan FISIP Unila Syarif Makhya mengutarakan bahwa acara ini digelar sebagai penyegaran pemikiran politik pasca Pemilu 2019.
"Diskusi ini menjadi penting terkait beberapa persoalan. Terutama terkait proses demokrasi yang sudah berjalan dua puluh tahun, dalam perjalanannya proses demokrasi mengalami paradoks. Di sisi yang lain diberikan kebebasan, tetapi di sisi lain otoritas penguasa juga semakin kuat," jelas Dekan FISIP Unila tersebut.
Syarif Makhya menambahkan, persaingan politik diberikan ruang secara sehat dan adil, tetapi di sisi lain ada persaingan politik yang tidak sehat dan kurang wajar. Ada beberapa persoalan yang prinsip dan mendasar bahwa kekuasaan itu praktis dan tidak bisa dikontrol, apabila kekuasaan tidak bisa dikontrol maka akan terjadi penyalahgunaan. Demokrasi sekarang tidak berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat, karena hampir semua kebijakan publik di Indonesia dipersepsikan oleh sebagian orang pembuat kebijakan publik. Lalu, reformasi pemerintahan yang sudah berjalan dalam praktiknya semua "bisa diatur". Maka dalam kesempatan ini, diskusi publik menjadi momen akademis dalam mengoreksi demokrasi yang berjalan saat ini.
Suasana peserta diskusi saat menyimak pemaparan Rocky Gerung di pelataran FISIP Unila, Selasa (1/7) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Dalam pemahaman yang populer di kalangan masyarakat saat ini, bahwa politik demokrasi dipersepsikan sebagai politik yang berasal dari, untuk, dan oleh rakyat. Namun menurut Rocky Gerung hal ini terlalu standar karena demokrasi ditemukan justru untuk mencegah kembalinya otoritarianisme. Demokrasi harus dipegang oleh orang yang berakal, karena politik adalah proses untuk mendistribusikan keadilan.
ADVERTISEMENT
"Kampus dapat kehilangan akal sehat apabila kurang menghirup krisisme. Krisis akal sehat justru terjadi empat tahun belakangan, yaiti pada era kepemimpinan presiden Jokowi. Berdasarkan indeks demokrasi dunia, Indonesia turun dua puluh poin. Ada beberapa variabel yang menyebabkan merosotnya demokrasi, seperti ekonomi, otoriter, kedunguan, pengembalian pers dan masih banyak lagi faktor lainnya. Hal ini perlu dipertanyakan, kepada siapa? tentu kepada penguasa saat ini, karena politik demokrasi kita saat ini membengkak, terinfeksi, bukan bertumbuh," jelas Rocky.
Menurut Rocky, kampus di era sekarang hampir tidak ada percakapan akademis, dan Rocky mengapresiasi Universitas Lampung telah membuka forum diskusi publik ini. Kampus sebagai forum akademis manjadi mimbar sebebas-bebasnya dalam berpendapat. Siapa yang punya dalil akademis, silakan gunakan mimbar itu. Akal yang tidur, akan menbangkitkan monster, jadi apabila akal sehat kita tidur maka yang berkuasa adalah akal monster, imbuh Rocky.
Isbedi Setiawan membacakan puisi di sela-sela jeda diskusi, Selasa (2/7) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Dalam diskusi yang berlangsung cukup serius itu juga dibuka sesi pertanyaam dari peserta diskusi, dan diselingi stand up comedy dari Diyon, salah satu komika asal Lampung, serta pembacaan puisi oleh Isbedy Setiawan sebagai wartawan senior dan sastrawan Lampung.
ADVERTISEMENT
Dalam penutup diskusi, Rocky Gerung menekankan bahwa, "kampus harus menjadi sarang akal sehat. Karena kampus adalah sarang para krisisme," tegas Rocky Gerung." (*)
---
Laporan Reporter Lampung Geh Sidik Aryono
Editor : Asa Nirwana