10 Ribu Ton Manggis Asal Sumbar Diekspor ke Cina

Konten Media Partner
2 Oktober 2018 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Limapuluh Kota - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana manggis di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Selasa 2/10. Manggis asal Sumatera Barat itu dikemas PT. Bumi Alam Sumatera.
ADVERTISEMENT
Ekspor manggis itu dilakukan secara bertahap sebanyak 10 ribu ton melalui Bandara Internasional Minangkabau. Hingga saat ini PT. Bumi Alam Sumatera mengklaim sudah 2 ton manggis yang dikirim ke Cina.
"Menariknya dari 10 eksportir, baru pertama kali ini eksportir dari Sumatera Barat, sehingga perlu dicontoh daerah lain," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Menurutnya, Sumatera Barat telah sukses belajar dari nol. Makanya patut didampingi dan dikawal. Terutama pemenuhan syarat produk bermutu mulai dari registrasi kebun, sertifikasi packaging house hingga pelayanan karantina.
Amran juga mengungkapkan, jika prediksi ekspor manggis di tahun 2018 mencapai 60 ribu ton atau naik 554 persen dari 2017 yang hanya 9.167 ton. Ekspor ini merupakan 38 persen dari total produksi manggis secara nasional pada 2018 sebesar 166.725 ton.
ADVERTISEMENT
"Dari Sumbar ini, Indonesia mengekspor manggis perdana kontrak dengan China sebanyak 10 ribu ton,” ujarnya.
Amran mengatakan, potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan secara berdaulat yakni tanpa impor. Sentra produksi manggis di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat.
Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT. Bumi Alam Sumatera, Muhammad Bayu Vesky menyebutkan, tahun ini pihaknya sudah melakukan kontrak bisnis dengan pembeli manggis di Cina sebanyak 10 ribu ton.
Dengan menembus pasar China, kata Bayu, komoditi buah tropis ini kedepannya, akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
"Kita akan dorong petani untuk menghasilkan manggis-manggis dengan kualitas super. Kita juga akan membeli manggis dari para petani dengan harga yang sangat bagus," katanya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, saat ini untuk 1 Kilogram dibeli ke petani dengan harga Rp 28 Ribu. Harga ini tentu bisa saja naik, tergantung dari kondisi pasar saat ini dan masa yang akan datang.
"Yang jelas kita akan berusaha meningkatkan kesejahteraan para petani," pungkasnya. (Irwanda)