Aina, Balita Derita Kanker dan Tumor akan Kehilangan Bola Mata Kiri

Konten Media Partner
11 Desember 2019 2:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aina dirawat intensif di ruang PICU Instalasi Rawat Inap Anak RSUP M Djamil Padang. (Foto: Irwanda/langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Aina dirawat intensif di ruang PICU Instalasi Rawat Inap Anak RSUP M Djamil Padang. (Foto: Irwanda/langkan.id)
ADVERTISEMENT
Aina Talita Zahran akan segera menjalani operasi tahap kedua terhadap penyakit kanker kulit dan tumor ganas di wajah yang dideritanya. Para tim dokter yang menangani balita 3,5 tahun ini memprediksi operasi tahap kedua dapat dilaksanakan Kamis (12/12) besok.
ADVERTISEMENT
Penanganan operasi kedua ini merupakan tindakan rekonstruksi untuk penutupan defek sekitar bagian tumor di wajah Aina. Adapun dokter spesialis dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, Kota Padang, Sumatera Barat yang terlibat pada operasi kedua ini di antaranya dokter mata, anokologi, bedah plastik dan anatesi.
Sebelumnya, operasi tahap pertama terhadap Aina yang telah dilaksanakan, Senin (9/12) kemarin dan berjalan lancar.
Operasi pertama itu pengangkatan masa tumor yang juga mengimplementasikan bola mata dan sekitar wajah.
Pascaoperasi pertama tersebut, Aina langsung mendapat perawatan intensif di ruang PICU Instalasi Rawat Inap Anak. Tim dokter terus memantau kondisi Aina hingga benar-benar stabil menjelang operasi tahap kedua.
"Operasi pertama kemarin juga termasuk memang bola mata sudah ekstraksi, jadi sudah terangkat semua di sekitar tumor dan bola mata. Sekarang operasi tahap kedua untuk menutup defek tersebut, itu yang berikutnya ini," ujar Ketua Tim Dokter yang menangani Aina, Daam Khambri kepada Langkan.id, Selasa (11/12).
ADVERTISEMENT
Apabila operasi tahap kedua nanti berjalan lancar, Daam mengungkapkan, tim dokter akan kembali melakukan evaluasi untuk memeriksa flat yang ditempelkan. Begitupun terkait aliran darah di sekitar wajah agar tidak bermasalah.
"Tentu yang kita harapkan flat yang ditempelkan di defek pipi dan sekitar bola mata itu adalah hidup, sehingga tertutup. Mungkin ini akan menjadi pertanyaan, apakah ada bola mata nanti, ya bola mata Aina sebelah kiri tidak ada lagi," katanya.
Meskipun demikian, Daam tak menampik dalam jangka waktu jangka panjang akan dapat pemasangan bola mata palsu. Namun hal ini baru dapat dilakukan, setelah flat sudah hidup dan serasi di lokasi yang ditempelkan di wajah Aina.
Beberapa tim dokter spesialis yang terlibat menangani Aina (Foto: Irwanda/langkan.id)
"Akan dibentuk bola mata (palsu) di situ. Tapi sekarang ditutup aja semuanya dulu setelah operasi tahap kedua, wajah Aina hanya memiliki satu bola mata. Karena di bekas tumor hanya ada jaringan kulit," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara dokter spesialis bedah plastik, Fory Fortuna, menjelaskan untuk defek atau jaringan yang cukup luas yang hilang sekitar 10 centimeter kali 10 centimeter. Berikut, defek juga menyangkut disertai hilangnya beberapa tulang di sekitar wajah Aina.
"Kalau defek ini menyangkut dari tulang, itu kami tidak bisa hanya mengandalkan cangkok kulit saja. Makanya kami harus mengandalkan yang lebih tebal seperti flat yang bisa membawa jaringan di bawahnya dengan membawa juga penyuluh darah," jelasnya.
Menurut Fory untuk operasi kedua ini tentu tingkat kesulitan cukup sangat besar. Serta kondisi pasien dibutuhkan secara optimal, karena operasi tidak hanya sekadar penyembuhan luka jaringan. Akan tetapi juga menyambung penyuluh darah.
Ayah kandung Aina, Adi Syahputra (Foto: Irwanda/langkan.id)
"(Sebelum operasi) selain masalah dari Hb pasien, juga harus komponen-komponen lain optimal. Jadi diperlukan persiapan yang lebih dan teliti lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Aina merupakan buah hati pasangan suami istri, Adi Syahputra (37) dan Zetris Melinda (27). Mereka adalah warga Jorong Palanggaran, Nagari Campago Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Ayah kandung Aina, Adi Syahputra, hanya seorang guru honorer sekolah dasar 06 Kecamatan V Koto, Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman sejak tahun 2005 silam. Ia pun hanya menerima upah Rp 275 ribu perbulan  yang diterima setiap kali 3 bulan.
Adi Syahputra sangat membutuhkan bantuan saat ini dalam biaya hidupnya di rumah sakit selama anak sulungnya tersebut mendapat perawatan. Sementara dalam pembiayaan perawatan, masih ditanggulangi oleh BPJS.
Story ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]
ADVERTISEMENT