Ayah Balita Kanker dan Tumor Cuma Guru Honorer Bergaji Rp 275 Ribu

Konten Media Partner
6 Desember 2019 20:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aina, balita 3,5 tahun alami kanker kulit dan tumor ganas di wajah. Foto: Irwanda/langkan.id
zoom-in-whitePerbesar
Aina, balita 3,5 tahun alami kanker kulit dan tumor ganas di wajah. Foto: Irwanda/langkan.id
ADVERTISEMENT
Aina Talita Zahran, balita yang mengalami kanker kulit dan tumor ganas di wajahnya masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, Kota Padang, Sumatera Barat. Balita 3,5 tahun ini dirawat di ruangan kronis lantai tiga bangsal anak.
ADVERTISEMENT
Ruangan perawatan Aina tersebut, tak sembarangan orang boleh masuk tanpa seizin pihak rumah sakit. Ruangan kronis ini, memang harus steril dan memiliki jam besuk tertentu. Di sini, balita malang itu terbaring dengan infus di tangan serta perban yang membalut luka tumor di wajahnya.
Aina merupakan buah hati pasangan suami istri, Adi Syahputra (37) dan Zetris Melinda (27). Mereka merupakan warga Jorong Palanggaran, Nagari Campago Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Selama masa perawatan, Aina ditemani ayah kandungnya, Adi Syahputra beserta neneknya, Risnaini (50). Sementara, ibu kandung Aina, berada di kampung halaman untuk mengurus dua orang adik Aina yang  masing-masing baru berusia 2,5 tahun dan 5 bulan.
ADVERTISEMENT
"Istri saya di rumah ngurus dua adik Aina. Kalau dibawa (semua) ke rumah sakit, bertambah beban dalam pembiayaan di sini. Jadi ibu Aina sekali-sekali aja datang, kalau kangen Aina ke rumah sakit terus pulang lagi," ujar Adi Syahputra ditemui langkan.id di RSUP M Djamil, Jumat (6/12).
Biaya hidup yang harus dikeluarkan Adi saat berada di rumah sakit selama masa perawatan Aina, memang cukup memberatkannya. Apalagi, dirinya yang hanya berprofesi seorang guru honorer sekolah dasar. Hal inilah mengurungkan niatnya untuk tidak membawa istri tercinta.
Ayah kandung Aina, Adi Syahputra. Foto: Irwanda/angkan.id
Adi diketahui telah menjadi guru honorer di sekolah dasar 06 Kecamatan V Koto, Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman sejak tahun 2005 silam. Ia pun hanya menerima upah Rp 275 ribu per bulan yang diterima setiap kali 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Untuk penambah ekonomi keluarga, Adi juga harus mencari pekerjaan tambahan. Biasanya sepulang mengajar, ia pun menjadi seorang tukang ojek pangkalan di kampung halamannya. Dengan kondisi anak sulungnya saat ini, semua pekerjaan terpaksa ditinggalkan.
Adi harus memutar otak untuk mencari pembiayaan hidupnya bersama mertua selama di rumah sakit. Tak jarang, ia kadang terpaksa harus meminta bantuan kepada temannya. Beruntung, Adi masih miliki teman baik yang dulu pernah satu sekolah dengannya.
ADVERTISEMENT
"Mencari akal biaya hidup di rumah sakit ya minta tolong sama teman, sama saudara. Sama teman-teman satu sekolah dulu, kadang ya mereka ngerti dikasih," kata dia.
Hitung-hitungan pengeluaran selama di rumah sakit, Adi tak menampik harus mengeluarkan biaya tak sedikit. Paling tidak, sehari semalam Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu harus dikeluarkan untuk biaya makan berdua dengan mertuanya.
"Sama tahu kita, semua dibeli, makanan, minuman, semua kebutuhan di rumah sakit. Saya sendiri enggak pulang, memang bertahan di rumah sakit karena saya yang bisa ngurus apa pun keperluan di rumah sakit ini," jelasnya.
Kanker dan Tumor Hilangkan Ceria Aina
Penyakit kanker kulit dan tumor ganas yang dialami Aina datang dengan tiba-tiba begitu saja. Bahkan, saat istrinya melahirkan, buah hati tercintanya itu lahir dengan normal seberat 2,3 kilogram dan panjang 50 centimeter. Sampai Aina beranjak satu tahun, Aina tampak ceria layaknya seperti balita-balita lainnya. 
ADVERTISEMENT
Namun saat beranjak satu tahun lebih, muncul bintik hitam di kedua pipinya. Kian larut, bintik-bintik hitam itu semakin banyak dan meluas. Adi pun curiga, dan membawa Aina ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Pariaman.
"Saya bawa kontrol untuk berobat ke RSUD Padang Pariaman. Setelah diperiksa, ternyata Aina diputuskan untuk tidak boleh terkena matahari. Setelah itu, saya putuskan tidak boleh Aina keluar rumah," ungkapnya.
Adi kian khawatir, bahkan sempat memilih pengobatan alternatif yaitu obat kampung. Namun, tetap bintik hitam di kedua pipi Aina tak kunjung hilang. Bahkan, saat beranjak usia dua tahun, muncul bintik hitam yang timbul sebesar ibu jari di bawah kelopak mata kiri Aina.
"Bintik timbul itu semakin besar. Ketika bulan Ramadhan 2019 kemarin, bintik hitam yang timbul yang kian membesar pecah dan semakin besar. Saya bawa ke puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD kemudian dirujuk ke M Djamil," katanya.
ADVERTISEMENT
Adi telah beberapa kali melakukan kontrol terhadap penyakit yang diderita Aina sejak bulan Juli dan ditangani beberapa dokter spesialis. Di antaranya bedah anak, onkologi, THT (telinga hidung tenggorokan), hingga mata. Secara berkelanjutan, ia bolak-balik dari kampung halaman ke rumah sakit.
Hingga akhirnya, pada Minggu (1/12), pihak rumah sakit memutuskan Aina untuk dirawat dan segera dilakukan tindakan operasi. Keesokan harinya, Adi segera membawa Aina ke Padang. Rumah sakit M Djamil pun membentuk tim dalam penanganan operasi balita malang tersebut.
Libatkan Berbagai Dokter
Sebelumnya, pihak rumah sakit M Djamil telah menyiapkan dokter spesialis. Adapun tim dokter yang terlibat nantinya dalam penanganan Aina di antaranya, dokter bedah, onkologi, THT, bedah plastik, bedah anak dan mata.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan Yusuf, mengatakan untuk penanganan medis terhadap Aina memang membutuhkan beberapa dokter spesialis. Aina mengalami kanker kulit hingga tumor ganas yang bisa merusak organ lain.
"Butuh perawatan lebih dari dua dokter spesialis. Tumor yang dialami bisa merusak organ lain, seperti mata. Tapi pada intinya, kondisi pasien stadium lanjut memang dilakukan tindakan operasi dan butuh waktu lama. Butuh persiapan fisik (pasien), kami optimalkan," ujar Yusirwan.
Tim dokter belum memutuskan kapan Aina akan dioperasi. Sehari saat dirawat kala itu, hemoglobin (Hb) Aina berada di kadar 4,2. Sementara, untuk bisa dilakukan tindakan operasi minimal Hb Aina harus berada di angka 10. Apabila sudah normal, tindakan operasi yang dilakukan akan sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
Operasi pertama yang dilakukan adalah pengangkatan masa tumor. Kemudian, dilanjutkan dengan tindakan pascaoperasi.
Satu tahap operasi bisa memakan waktu tiga jam, karena juga pembersihan sekalian eriktasi bola mata. Kedua persiapkan operasi lanjutan rekontruksi, akan butuh waktu lama 5-6 jam.
Story ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]