news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bahaya Sering Menyantap Makanan Pedas

Konten Media Partner
19 April 2019 15:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mie Pedas di Padang. (M. Hendra)
zoom-in-whitePerbesar
Mie Pedas di Padang. (M. Hendra)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Makanan ekstra pedas kini kian populer. Pelbagai variasi makanan ekstra pedas itu membakar lidah penikmatnya.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata makanan pedas itu berdampak terhadap kesehatan. Salah satunya mengancam kerusakan usus.
"Kita contohkan saja terhadap tangan yang memiliki kulit yang lebih tebal, apabila tangan memegang cabai merah saja, maka rasa panas akan sangat terasa. Sekarang bandingkan dengan usus yang memiliki struktur yang tipis, sehingga akan sangat berbahaya apabila menjadikan makanan pedas jadi trend pula," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Merry Yuliesday, Jumat (19/4/2019).
Makanan ekstra pedas ini hadir diberbagai jenis makanan, seperti mie rebus yang memiliki tingkat kepedasan hingga level 5. Begitu juga untuk mei goreng, pical ayam, dan ayam goreng dengan cabai merah ekstra pedas.
Merry menyebutkan 2 fase dampak terlalu sering mengkonsumsi makanan ekstra pedas. Pertama, dampak jangka pendeknya terhadap diaere.
ADVERTISEMENT
Kedua, dalam waktu jangka panjang, bisa berdampak terhadap usus kering, nyeri di perut, anus kram, dan banyak dampak lainnya.
"Untuk penyakit usus ini sebenarnya termasuk 10 besar penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia. Jadi tren makan ekstra pedas ini, perlu ada penyuluhan kepada masyarakat. Dokter dan para medis lainnya diharapkan dapat menyampaikan bahaya makan makanan ekstra pedas ini kepada masyarakat," katanya.
Merry juga menyebutkan ada beberapa hal yang perlu dikenali bagi banyak orang yang kemungkinan terjadi gejala penyakit usus. Gejalanya itu bakal terjadi nyeri perut dan kram, mual dan muntah, diare, perdarahan, anus kram atau kejang pada otot, penurunan berat badan, demam dan kelelahan, berkurangnya nafsu makan.
ADVERTISEMENT
Dari gejala tersebut, kata Merry, seiring waktu, peradangan pada lapisan usus menyebabkan luka. Dinding usus kemudian kehilangan kemampuan untuk mengolah makanan, limbah, dan menyerap air, sehingga menyebabkan diare. Luka kecil berkembang di usus lalu menyebabkan sakit perut dan darah dalam tinja seseorang yang mengalaminya.
"Saya berharap betul kepada masyarakat terutama anak muda yang selama ini menganggap makanan pedas itu sebuah gaya-gayaan, sebaiknya hentikan kebiasaan itu. Ingat usus itu tidak tahan dengan makanan ekstra pedas. Pentingkanlah kesehatan, ketimbang sekedar gaya-gayaan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswi di Padang, Siska mengakui makanan ekstra pedas tengah jadi tren di kalangan anak-anak milenial.eli.
"Saya pernah coba makanan ekstra pedas seperti mie rebus dengan level 3. Rasanya itu benar - benar membakar bibir. Alasan kenapa saya coba, karena merasa memiliki tantangan untuk mencoba mencicipi makanan yang ekstra pedas itu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan Siska mengaku pertama kali saat mencoba makanan ekstra pedas itu, membuat kondisi tubuh jadi panas dalam dan mengakbitkan bibir pecah. Diare pun pernah dialaminya, kini setelah mengalami hal tersebut, dirinya tidak lagi mencicipi ekstra pedas hingga level 3 itu.
"Sebenarnya bagi kita masyarakat Sumatera Barat biasa makanan yang banyak pedas. Tapi rasa pedas masakan pada umumnya masih wajar, seperti rasa goreng ikan dan rendangnya. Kalau ekstra pedas itu benar ampun deh, bikin dower, tapi cukup menantang," sebutnya. (M Hendra)