Balita di Padang Alami Kanker Kulit dan Tumor Ganas di Wajah

Konten Media Partner
3 Desember 2019 17:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat tim dokter spesialis dalam membahas penyakit kangker dan tumor ganas yang dialami balita 3,5 tahun, Aina Talita Zahran di RSUP M Djamil Padang (Foto: Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat tim dokter spesialis dalam membahas penyakit kangker dan tumor ganas yang dialami balita 3,5 tahun, Aina Talita Zahran di RSUP M Djamil Padang (Foto: Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Aina Talita Zahran, balita 3,5 tahun di Padang, Sumatera Barat alami kanker kulit dan tumor ganas pada wajahnya. Saat ini, balita tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, dan ditangani belasan dokter spesialis.
ADVERTISEMENT
Balita malang tersebut merupakan buah hati dari pasangan suami istri, Adi Syahputra dan Zetris Melinda. Mereka merupakan warga Jorong Panggaran, Nagari Campago Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Diketahui, tim dokter dalam waktu dekat akan segera melakukan tindakan operasi terhadap Aina. Tim dokter spesialis yang terlibat nantinya dalam penanganan ini antara lain, Dokter Bedah, Onkologi, Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), Bedah Plastik, Bedah Anak dan Mata.
Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan Yusuf, menyebutkan, untuk penanganan medis terhadap Aina, membutuhkan beberapa dokter spesialis. Sebab, pasien menderita tumor ganas yang bisa merusak organ tubuhnya yang lain.
“Butuh perawatan lebih dari dokter spesialis, tumor yang dialaminya bisa merusak organ tubuh lain, seperti mata. Tapi, pada intinya, kondisi pasien stadium lanjut memang dilakukan tindakan operasi dan butuh waktu lama. Butuh persiapan fisik (pasien), akan kami optimalkan,” ujarnya kepada awak media di Padang, Senin (2/12) kemarin.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata Yusirwan, Hemoglobin (Hb) Aina berada di kadar 4,2. Sementara, untuk bisa dilakukan tindakan operasi, minimal Hb pasien berada di angka 10. Balita ini akan menjalani dua kali operasi.
“Kalau dibiarkan di rumah nanti kena gesekan (tumor) berdarah, makanya kami ambil alih. Pasien ini memang masuk menggunakan BPJS, maka itu tidak satu persen pun pihak keluarga akan mengeluarkan biaya,” ungkapnya.
Meski tidak mengeluarkan biaya, pihak keluarga tetap akan membutuhkan biaya hidup selama mendampingi Aina di rumah sakit. Ayah kandung Aina, Adi Syahputra, hanya seorang guru honorer di Padang Pariaman.
“Operasi mungkin tidak sekali dilakukan, pasti berulang. Pihak keluarga tentu butuh biaya untuk berada di rumah sakit. Mereka perlu donasi, mudah-mudahan ada donatur untuk keluarga ini,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Tim Dokter, Daan Khambri, mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan pengangkatan masa tumor untuk beberapa kalinya. Mulai dari yang dialami oleh anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
“Seminggu lalu kami melakukan tindakan rekonstruksinya. Nanti, untuk pasien ini akan menjalani operasi sebanyak dua kali, tapi tetap sebelum dilaksanakan kami menunggu kondisi Hb tercapai,” ujarnya.
Menurut Daan, operasi pertama yang dilakukan yaitu pengangkatan masa tumor pasien. Kemudian, dilanjutkan dengan tindakan pascaoperasi terhadap pasien.
“Satu tahap operasi bisa tiga jam, pertama mengangkat tumor dan pembersihan sekalian eriktasi bola mata. Kedua pasien dirawat intensif, nanti kami persiapkan operasi lanjutan. Kedua ini rekontruksi, akan butuh waktu lama, mencapai 5 sampai 6 jam,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pasien selain tumor ganas, kata Daan, memang mengalami kelainan kulit bawaan. Hal ini menjadi salah satu risiko pasien untuk menderita tumor kulit. “Kanker sifatnya bisa menjalar ke bagian tubuh, ke sekitar awal maupun di tempat lain,” ucapnya.
Pemaparan terkait kondisi Aina tersebut oleh tim dokter, juga dihadiri langsung ayah kandung Aina, Adi Syahputra. Ia pun tak kuasa menahan tangis dan berharap akan kesembuhan buah hati tercintanya itu.
“Saya mengucapkan terima kasih, atas penanganan terhadap anak saya. Saya memohon bantuan untuk bapak dokter yang hadir dan rekan wartawan,” ujar Adi.
Diakuinya, ia hanya seorang guru honorer. Selama pengurusan perawatan anaknya, ia tak dapat bekerja. Maka dari itu, selama di rumah sakit, dirinya sangat membutuhkan biaya tambahan.
ADVERTISEMENT
Bagi dermawan yang ingin membantu dapat menghubungi langsung Adi dengan nomor telepon, +62852 6326 3861. Juga bisa memberikan bantuan melalui rekening BRI 548701001653534 atas nama Adi Syahputra.
Story ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]