Batal Diskusi di UIN, Ma'ruf Amin Bedah Buku di Padang

Konten Media Partner
8 Februari 2019 20:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin usai tablik akbar di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. (Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin usai tablik akbar di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. (Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Padang- Jadwal diskusi ilmiah Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin di kampus Univeristas Negeri Islam (UIN) Imam Bonjol Padang, diganti dengan bedah buku di Hotel Grand Inna Muara Padang sekitar Jumat 8 Februari 2019 pukul 09.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Buku yang dibedah berjudul ‘Keadilan, Keumatan, kedaulatan – The Ma’ruf Amin Way’. Buku ini ditulis Sahala Pangabean dan Anwar Abbas.
Selain Ma'ruf Amin sebagai pembicara kunci, buku ini juga dibedah Direktur Parcasarjana IAIN Bukittinggi Novel Ismail dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Ahmad Wira.
Ma'ruf mengatakan buku yang dibedahnya itu berisi tentang membangun dan mengembankan ekonomi Syariah di Indonesia. Gagasan ekonomi syariah ini bisa dikembangkan dan diterapkan dalam membangun ekonomi Indonesia.
"Salah satunya dengan membangun perbankan syariah," ujarnya Jumat 8 Februari 2019.
Kata dia, bank syariah harusnya semakin berkembang. Seperti Aceh yang berhasil menjadikan bank daerah menjadi bank syariah. Begitu juga dnegan Nusta Tenggara Barat yang juga sedang proses menuju itu. Menurutnya, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau Bank Nagari juga bisa menjadi bank syariah. Sehingga umat Islam terjaga dari bermuamalah yang tidak sesuai dengan syariat Islam. “Kita menganut 2 jenis ekonomi yaitu syariah dan konvensional. Alhamdulillah, kita sekarang sudah semakin banyak menganut ekonomi syariah,” ujarnya. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Ahmad Wira mengatakan, ide Ma’ruf Amin sangat menarik. Agar ekonomi syariah semakin diterapkan dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Kata Wira, tak hanya Islam yang menolak konsep riba, tapi juga agama lainnya. Sehingga tepat mendorong bank konvensional menjadi syariah. "Ekonomi syariah juga memiliki instrumen untuk mendorong keadilan di tengah masyarakat seperti adanya perintah zakat, infak dan wakaf," ujarnya. Menurutnya, perintah zakat, infak dan wakaf itu memeratakan distribusi kekayaan. Sehingga pemerintah dapat mengatur distribusi kekayaan yang merata. “Allah telah menjamin rezeki setiap orang, namun persoalannya ada pada distribusi. Jika ada orang miskin dan kelaparan berarti ada orang sekitarnya yang mengambil hak orang tersebut,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ma'ruf Amin dijadwalkan diskusi ilmiah tentang 'Arus Baru Ekonomi Indonesia yang Berbasis Ekonomi Keumatan' di kampus UIN Imam Bonjol Padang di jalan M Yunus Lubuk Linta Padang pada Jumat, 8 Februari 2019. Namun batal karena ada peringatan dari Bawaslu Padang.