BKSDA Catat 2 Daerah di Sumbar Ini Rawan Terjadi Serangan Buaya

Konten Media Partner
17 Januari 2022 20:03 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terlihat lokasi Sungai Batang Masang di Jorong Plasma Padang Madani, Nagari Manggopoh Utara, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Foto: BKSDA
zoom-in-whitePerbesar
Terlihat lokasi Sungai Batang Masang di Jorong Plasma Padang Madani, Nagari Manggopoh Utara, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Foto: BKSDA
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 2021 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mencatat telah terjadi konflik buaya dengan manusia sebanyak 7 kasus. dan 5 kasus diantaranya terjadi di Kabupaten Agam dan 2 di Pasaman Barat.
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA Sumatera Barat Ardi Andono mengatakan konflik manusia dengan buaya memang kerap terjadi, misalnya buaya memakan ternak hingga menerkam warga.
“Sepanjang tahun 2021 hingga kini, ada 7 kasus konflik kita dengan buaya, 5 itu di Agam dan 2 di Pasaman Barat,” jelasnya kepada Langkan, Senin 17 Januari 2022.
Ardi menjelaskan untuk saat ini upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi konflik manusia dengan buaya ialah membuat kawasan ekosistem esensial untuk buaya.
“Habitat buaya itu adalah di sungai, jadi tidak bisa serta-merta kita pindahkan ke tempat lain, karena itu juga berbahaya bagi buaya tersebut,” ujarnya.
Khusus untuk wilayah Kabupaten Agam dan Pasaman Barat yang mayoritas diisi oleh sawit, Ardi mengharapkan bisa pengelola perkebunan tersebut bisa melebihkan tanahnya untuk digunakan sebagai penangkaran buaya.
ADVERTISEMENT
“Harapannya ada partisipasi dari masyarakat sekitar, sungai tempat ditemukannya buaya itu dekat dengan perkebunan sawit, hendaknya dibuatkan penangkaran buaya sederhana untuk antisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” pungkas Ardi.