BMKG Akan Tambah 50 Alat Sensor Gelombang Gempa

Konten Media Partner
6 Februari 2019 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Kepala BNPB Doni Monardo saat di Padang, Rabu 6 Februari 2019. (Irwanda/Langkan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Kepala BNPB Doni Monardo saat di Padang, Rabu 6 Februari 2019. (Irwanda/Langkan)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menambah 50 alat quick early warning system atau sensor penangkap gelombang gempa di beberapa titik di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. "Jadi kerja sama dengan salah satu lembaga di China untuk memasang sensor-sensor yang menangkap gelombang gempa, gelombang primer-nya," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di sela rapat koordinasi mitigasi bencana gempa dan tsunami di aula Gubernuran Sumatera Barat, Rabu (6/2). Gelombang primer, kata dia, itu bisa memberikan informasi 10-60 detik sebelum gempa terjadi. Sehingga masyarakat atau pemerintah dapat bersiap mengantisipasi bencana. "Untuk menyiapkan kedatangan gempa (yang diberitahu) gelombang primer, berikutnya (masyarakat dan pemerintah) itu lebih siap. Sistem listrik dan gas sistem untuk publik yang membahayakan untuk publik otomatis dimatikan. Ini seperti yang terjadi di Jepang dan China," ujar Dwikorita. Ia mengatakan, penambahan alat quick early warning system itu merupakan langkah awal di tahun ini. Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta lembaga terkait juga akan menyiapkan pemasangan buoy (alat pendeteksi tsunami).
ADVERTISEMENT
Namun, kata dia, untuk pemasangan buoy ini perlu penambahan waktu setahun untuk uji coba. Jadi jika disetujui tahun ini, operasionalnya bisa 1 hingga 2 tahun ke depan. "Karena ada perlu waktu untuk uji coba, namun selama waktu uji coba itu sudah bisa dimanfaatkan jadi sambil melihat hasilnya uji coba kalau sewaktu-waktu terjadi gelombang tsunami diharapkan dapat terdeteksi oleh peralatan tersebut," kata Dwikorita. (Irwanda)