BMKG Prediksi Musim Panas, Dishut Sumbar Ingatkan Waspada Karhutla

Konten Media Partner
21 Agustus 2019 22:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kebakaran Hutan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kebakaran Hutan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam rentang waktu Agustus-September 2019, cuaca panas akan melanda sebagian besar wilayah Sumatera Barat, kondisi tersebut dikhawatirkan akan memicu terjadinya kebarakan hutan dan lahan (Karhutla).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hal itu, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Barat ingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Karhutla.
Yozawardi, Kepala Dinas (Kadis) Kehutanan Sumbar mengimbau agar masyarakat saat membuka lahan, agar tidak dengan cara membakar ataupun membuat api unggun. “Saat berada di ladang, jangan buang punting rokok sembarangan, ini juga akan memicu terjadinya kebaran,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langkan.id, Rabu (21/8).
Dikatakannya, banyak faktor yang akan menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ada unsur kesengajaan, ada pula karena faktor kelalaian. Namun, Yozawardi mengklaim akan terus melakukan pencegahan dengan cara mendeteksi titik api secara dini.
Yozawardi mengaku, Dishut Sumbar juga sudah memiliki Kesatuan Pengelola Hutan (KPH), Brigade dan Masyarakat Peduli Api (MPA), yang merupakan perpanjangan tangan Dishut Sumbar di lapangan.
ADVERTISEMENT
Jika terjadi kebakaran, unit-unit tersebut akan bergerak langsung serta melaporkannya. “Mereka sangat membantu pemerintah jika tiba-tiba peristiwa kebakaran terjadi,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Selasa (20/8) malam, kebaran hutan terjadi di Kota Padang, tepatnya di kawasan Bukit Nobita. “Itu, kami sudah padamkan apinya dengan cara manual. Sebab lokasi kebakaran berjarak 2 kilometer di atas perbukitan,” ucapnya.
Tekait hotspot di Sumbar, Yozawardi mengklaim sudah jauh berkurang dari tahun lalu. “Sudah jauh berkurang dari tahun sebelumnya, meski masih ada yang terpantau di beberaoa titik, seperti Pesisir Selatan dan Sijunjung. Itupun sudah berhasil dipadamkan,” katanya. (Madi)