Budidaya Kolam Terpal, Upaya Atasi Pencemaran Air di Danau Maninjau

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 22:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perairan Danau Maninjau (Foto: Humas Pemprov Sumbar)
zoom-in-whitePerbesar
Perairan Danau Maninjau (Foto: Humas Pemprov Sumbar)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Agam - Upaya mengatasi dampak pencemaran air akibat endapan pakan ikan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Pusat Pengedalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Wilayah Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK) ajak warga kembangkan budidaya lele terpal.
ADVERTISEMENT
Diketahui pencemaran air di Danau Maninjau sudah sangat parah, kerap terjadi kematian ikan secara masal, karena kualitas air tercemar akibat edapan pakan ikan milik petani dan pengusaha Keramba Jaring Apung (KJA) di daerah tersebut.
Kasubdit Pertambangan Energi Pertanian dan Kelautan P3E, Yulianti mengatakan, salah satu upaya agar pencemaran air di Danau Maninjau dapat diatasi, itu dengan mengalihkan mata pencaharian masyarakat (petani KJA) ke darat.
“Kita sudah mulai berikan pelatihan terhadap warga (petani KJA) untuk mengembangkan Lele Terpal. Peserta kita beriekan ilmu bagaimana cara budidaya ikan di kolam terpal tersebut,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langkan.id, Selasa (8/10).
Upaya itu, kata Yulianti sebagai bentuk motivasi bagi petani KJA agar mengalihkan usahanya dari danau ke darat. Sebab, Danau Maninjau yang menjadi kebanggaan masyarakat Agam, saat ini dalam keadaan tercemar akibat endapan pakan ikan, yang mengakibatkan kerugian bagi petani dan pengusaha, ikan di KJA Danau Maninjau kerap mati masal kerena kualitas air tidak bagus lagi.
ADVERTISEMENT
Selama ini, menurut Yulianti, masyarakat hanya terfokus di perairan danau saja. “Padahal, masih banyak usaha lain yang bisa dilakukan. Seperti budidaya Lele Terpal, Kolam Air Deras dan lain sebagainya,” ungkap Yulianti.
Sementara, mengatasi pencemaran air di Danau Maninjau, berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah setempat. “Tapi, kondisinya sudah parah, butuh waktu dan proses yang panjang untuk pemulihan,” jelasnya.
Bahkan, kata Yulianti, ada rencana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat akan melakukan pengangkatan KJA secara masal 2020 nanti. “Makanya, masyarakat perlu diberikan pelatihan untuk membuka usaha baru, usaha budidaya ikan dengan menggunakan kolam terpal. Jika mereka kurang memahami, petani KJA bisa belajar dari kolam terpal percontohan yang ada di Nagari,” ucapnya.
Dia berharap, dengan dana yang mereka (petani KJA) miliki, bisa membuka usaha budidaya ikan di kolam terpal, atau melalui bantuan modal dari Bumnag. Sehingga, proses peralihan mata pencaharian usaha petani dapat berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, PJ Wali Nagari Koto Kaciak, Bayu Wiranatha, menyambut baik pelaksanaan pelatihan tersebut, agar masyarakat memiliki banyak pilihan atau alternatif.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit meninjau kondisi Danau Maninjau (Foto: Humas Pemprov Sumbar)
“Seperti sekarang, petani KJA terfokus di danau untuk budidaya ikan, sementara banyak lagi alternatif lain. Seperti kolam terpal atau pengalihan mata pencaharian usaha lain,” ujarnya.
Bayu berharap, setelah diberikan pelatihan, nasrasumber dapat memberikan bimbingan kepada peserta dalam menerapkan budidaya ikan di kolam terpal tersebut, agar hasilnya maksimal.
“Terkadang kegagalan terjadi bukan karena konsep, tetapi proses menjalaninya juga dapat menimbulkan sebuah kegagalan,” jelas Bayu.
Pelatihan untuk budidaya di kolam terpal tersebut diikuti 30 orang peserta, yang berasal dari perwakilan petani KJA salingka Danau Maninjau.
Pakar Sebut Budidaya Ikan Lele Terpal Menjanjikan
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat, Hafrijal Syandri menyebutkan bahwa budidaya ikan lele dumbo menggunakan kolam terpal orchid semi bioflok merupakan salah satu usaha bididaya ikan yang menjanjikan dan dapat menjadi alternatif bagi petani KJA Danau Maninjau untuk membuka peluang usaha baru.
“Secara ekonomis, usaha budidaya lele sangat menguntungkan dan tidak membutuhkan perawatan terlalu rumit,” ujar Hafrijal ketika memberikan materi dalam pelatihan budidaya ikan di kolam semi bioflok untuk petani KJA Danau Maninjau di Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Mutiara, Maninjau, Kabupaten Agam, Senin (7/10).
Cara tersebut, kata Hafrijal merupakan salah satu jalan keluar dalam menciptakan usaha baru bagi petani KJA di Danau Maninjau, dan itu merupkan usaha yang ramah lingkungan, berkelanjutan, efisien dan sekaligus limbahnya dapat didaur ulang untuk dijadikan pupuk.
ADVERTISEMENT
“Cara ini, bahkan dapat meminimalisir limbah buang budidaya, serta menajamin mutu dan keamanan hasil perikanan,” jelasnya.
Menurut Hafrijal, banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan budidaya ikan dengan sistim bioflok. “PHnya relayif stabil, hasil panen akan maksimal, tidak perlu sering ganti air, lebih ramah lingkungan dan limbahnya dapat dimanfaatkan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Hafrijal mengaku dalam budidaya dengan sistim boflok juga dapat memanfaatkan limbah organk untuk dijadiakn pakan alami bagi ikan, prosesnya hanya membutuhkan bakteri yang diporel dari probiotik.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup non patogen yang diberikan kepada hewan untuk perbaikan laju pertumbuhan, efisiensi konsumsi ransum dan kesehatan.
“Probiotik bentuk pakan tambahan berupa sel mikroba hidup yang menguntungkan bagi hewan inangnya, melalui cara menyeimbangkan kondisi mikrobiologis hewan. Probiotik sering dipakai pada bidang perikanan dalam pakan dan campuran menggunakan media air,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalaman di lapangan, Hafrijal menyebutkan dengan menggunakan probiotik, pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat, tingkat kematian ikan kecil, daging ikan lebih padat dan kualitas hasil panen jadi lebih baik. (Zulfikar)