Cerita Pemilih Muda di Padang: Habiskan 5 Menit di Bilik Suara

Konten Media Partner
17 April 2019 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syifa (18) pemilih muda yang menggunakan hak pilihnya di TPS 2 Belakang Pondok, Kota Padang. (Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Syifa (18) pemilih muda yang menggunakan hak pilihnya di TPS 2 Belakang Pondok, Kota Padang. (Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Penyelenggaraan pemilu 2019 kali ini mengisahkan pelbagai cerita menarik dari pemilih. Terutama bagi pemilih muda.
ADVERTISEMENT
Bagi kaum millenial ini, pemilu sekarang dianggap ribet, karena banyaknya macam surat suara yang akan dicoblos.
Tak hanya itu, jumlah calon legislatif yang akan dipilih juga membuat para pemilih muda kebingungan. Apalagi ditambah dengan ukuran kertas surat suara yang cukup besar.
"Lumayan ribet dan pusing karena kertas surat suara banyak. Nama calon cukup banyak juga, kertas suara cukup besar juga," ujar Syifa (18 tahun), usah menggunakan hak pilihnya di TPS 02 di Kelurahan Belakang Pondok, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (17/4).
"Butuh waktu hampir 5 menit tadi saya memilih," lanjutnya.
Namun, kesulitan itu tak mengurungkan niatnya, untuk menyuarakan hak suaranya pada Pemilu 2019 ini. Bahkan ia telah ngantri di TPS sejak pukul 09.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Apalagi, TPS dengan tema keberagaman etnis menambah daya tariknya. Kata dia, tema yang diangkat di TPS 02 Kelurahan Belakang Pondok menunjukkan Bhineka Tunggal Ika.
"Secara saya pribadi sangat menarik karena sesuai dengan keberagaman kita. Ini menyalurkan ekspresi masyarakat yang bermukim di Kelurahan ini, membangkitkan semangat kita ke TPS. Di sini banyak orang etnis Tionghoa, India dan Minangkabau," kata Syifa.
Seperti diketahui di TPS 02 Kelurahan Belajar Pondok keberagaman antar golongan masyarakat dari etnis Tionghoa, India, dan Minangkabau sangat terasa. Hal ini tergambarkan dengan suasana di lingkungan TPS yang direkorasi semenarik mungkin.
Pantauan langkan.id terlihat mulai dari pintu masuk TPS hingga di dalam TPS dihiasi seunik mungkin, seperti adanya puluhan lampion di dalam TPS yang menjadi ciri khas etnis Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari para petugas KPPS juga mengunakan pakaian khas masing-masing tiga etnis tersebut. Sebut saja seperti pakaian khas etnis India khusus perempuan bernama pakaian sari dan pakaian oriental khas Thionghoa.
Untuk pakaian khas Minangkabau petugas KPPA mengunakan pakaian baju salendang adat Koto Gadang. Hal ini dilakukan untuk melirik bagi para pemilih untuk mengunakan hak suaranya. (Irwanda)