Dinilai Tak Lagi Sejalan dengan DPP, Kader PSI Sumbar Mundur

Konten Media Partner
9 November 2019 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu baliho Faldo Maldini dengan tahline "Sumangaik Baru" berlatar PSI di sudut ruas jalan utama Kota Padang, Sumatera Barat (Foto: Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu baliho Faldo Maldini dengan tahline "Sumangaik Baru" berlatar PSI di sudut ruas jalan utama Kota Padang, Sumatera Barat (Foto: Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Beberapa kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Barat memutuskan mundur dari kepengurusan partai. Hal ini dipicu karena kebijakan yang diambil Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI tidak lagi sejalan dengan kepengurusan kader di daerah.
ADVERTISEMENT
Diketahui, kader PSI yang resmi mengundurkan diri di Sumbar, yaitu Ketua Bapilu DPW PSI Sumatera Barat, Medo Fernando dan Bendahara, Ria Muthiara serta Ketua DPD PSI Padang, Yunando.
Mereka menyatakan mundur dari kepengurusan dan telah melayangkan surat ke DPW PSI Sumatera Barat.
Ketua DPD PSI Padang, Yunando membenarkan bahwa dirinya sudah mundur, dia menyebutkan sudah mengirimkan surat pengunduran diri sejak dua minggu yang lalu.
"Ya mundur dari kepengurusan saja. Alasan fokus kerja, karena ada mengurus beberapa proyek. (Adanya visi tidak sejalan-red) visi DPRD ada, di antaranya, karena tidak sejalan, makanya saya fokus ke bisnis saja lagi," ujarnya kepada Langkan.id saat dihubungi via telepon, Sabtu (9/11).
Selain fokus bisnis, Yunando mengakui salah satu yang mendorong dirinya mundur karena kebijakan DPP PSI terkait pendeklarasian Faldo Maldini, serta menunjukannya sebagai Ketua DPW PSI Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
"Terlebih karena ada beberapa kebijakan dari PSI yang enggak sejalan, misalnya kan engga satu visi kita lagi, tentu akan menghabiskan energi pula. Lebih baik seperti itu (mundur), kawan-kawan dan Faldo bisa mencari tim lain yang bisa mengurus partai," ungkapnya.
Dikatakannya, keputusan mundur dari PSI bukan marah karena Faldo Maldini. "Saya bukan marah ke Faldo, tapi ke DPP, karena tidak ada pemberitahuan, kebijakan-kebijakan terpusat. Pasca Pileg kan tidak ada arahan PSI gimana, tahu-tahu muncul (Faldo), ada kawan-kawan di daerah tanya ke kita, kita tak tahu mau jawab apa," jelasnya.
Dia menilai, mungkin para kader di daerah tidak diperlukan lagi oleh DPP PSI. Makanya, memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepengurusan partai. "Mending seperti ini (mundur), karena merasa tidak dianggap saja," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sekretaris DPW PSI Sumatera Barat, Ari Prima juga membenarkan adanya kader mengundurkan diri dari kepengurusan.
Surat yang telah ia terima, salah satunya dari Yunando yang mundur sebagai Ketua DPD PSI Padang. Surat itu juga akan segera ditembuskan ke DPP PSI.
"Kalau kader mundur, kita tentu tidak bisa (melarang), apalagi alasannya karena fokus berbisnis. Kita juga dorong sebetulnya kalau kader fokus berbisnis, karena sesuai semangat PSI yaitu membangun ekonomi kader. Saya sendiri kalau informasi mundur kader akibat visi tidak sejalan belum dengar langsung, kalaupun ada, dalam politik itu sah-sah saja," ujar Ari.