Beras dan Rokok, Penyebab Utama Masyarakat Sumatera Barat Miskin

Konten Media Partner
16 Juli 2018 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras dan Rokok, Penyebab Utama Masyarakat Sumatera Barat Miskin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, Sukardi, menjelaskan dari survei sosial ekonomi yang dilakukan terhadap masyarakat di Sumatera Barat, tercatat ada sebanyak 357,13 ribu orang penduduk miskin di Sumatera Barat. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 2,86 ribu orang dibandingkan dengan bulan September 2017.
ADVERTISEMENT
Sukardi mengatakan ada dua hal yang membuat masyarakat di Sumatera Barat hidup di garis kemiskinan, yakni pengeluaran untuk membeli beras dan rokok kretek filter. Padahal, ada 10 poin yang menyebabkan masyarakat di Sumatera Barat itu harus mengeluarkan biaya yang besar dan menyebabkan mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
"Seperti beras, rokok kretek filter, telur ayam, cabe merah, bawang merah, dan beberapa komoditas lainnya," kata, Senin (16/7/2018).
Ia menyebutkan produk pangan dan nonpangan tersebut, ternyata menjadi hal yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat di Sumatera Barat, baik itu di perkotaan, maupun di pedesaan. Seperti untuk jumlah penduduk miskin yang berada di kota yaitu 114,84 ribu orang. Sedangkan, jumlah penduduk miskin yang berada di desa yaitu 242,29 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pengeluaran masyarakat untuk membeli beras di daerah perkotaan sebesar 20,95 persen, sedangkan pedesaan 26,79 persen. Lalu untuk rokok kretek filter 11,07 persen untuk perkotaan dan 10,21 untuk pedesaan.
Ia mengaku kebutuhan beras di pedesaan cukup besar ketimbang perkotaan. Alasan yang menyebabkan pedesaan lebih besar pengeluaran untuk membeli beras, karena kebutuhan di pedesaan lebih besar, karena banyak masyarakat yang bekerja keras, sehingga beras menjadi kebutuhan utama yang harus dibutuhkan.
"Berbeda dengan di pedesaan, wajar jika pengeluaran untuk membeli beras itu sedikit, karena pekerja di perkotaan lebih banyak bekerja kantoran, sehingga makanan nasi tidak begitu sebanyak pekerja masyarakat di pedesaan," ucapnya.
Sukardi mengaku memang di pedesaan terdapat banyak masyarakat yang bertani yang bisa menghasilkan beras. Namun, pengeluaran petani untuk mendapatkan kebutuhan lainnya ialah dengan cara menjual beras. Hal tersebut, juga masuk hitungan dalam survei bahwa itu masuk dalam golongan pengeluaran masyarakat di pedesaan. (M Hendra)
ADVERTISEMENT