Epidemiolog Unand Minta Strategi Pengendalian Corona di Sumbar Ditata Ulang

Konten Media Partner
30 September 2020 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover Virus Corona (Foto: Indra Fauzi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cover Virus Corona (Foto: Indra Fauzi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Padang, Defriman Djafri menilai bahwa strategi melawan Corona di Sumatera Barat perlu ditata ulang.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kasus positif terinfeksi Virus Corona (COVID-19) di Sumbar masih terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hingga saat ini, warga Sumbar yang dilaporkan terinfeksi Corona telah mencapai 6.175 orang dengan angka kesembuhan sebanyak 3.081 dan meninggal dunia 120 orang.
Bahkan, dia meminta agar dinas kesehatan kembali dijadikan sebagai ujung tombak penanggulangan kasus. "Strategi perlu ditata ulang lagi, tak ada kata terlambat. Jadikan lagi dinas kesehetan sebagai leader, mereka juga sudah terorganisir, mulai dari satuan desa siaga, kampung dan lainnya," ujar Defriman kepada awak media di Padang, Rabu (30/9).
Persoalan kasus yang semakin meningkat seperti saat ini, jelas Defriman, salah satunya juga karena kepala daerah tidak yakin bahwa dinas kesehatan mampu menjadi ujung tombak dalam menanggulangai COVID-19.
ADVERTISEMENT
Lalu, untuk strategi juga perlu disusun secara sistematis, seperti upaya tracing, isolasi, promosi, edukasi serta literasi risiko COVID-19.
Apalagi, kata Defriman, saat ini pemerintah banyak menempatkan pihak-pihak yang tidak sesuai dengan ahlinya dalam upaya melawan Corona dan itu akan memperparah keadaan.
Lebih lanjut, ia juga meminta agar pemerintah mengikutsertakan masyarakat dalam upaya penanganan Corona serta melawan krisis yang merupakan dampak dari Pandemi Corona.
"Sebenarnya kita sudah punya satuan yang terorganisir mulai dari desa hingga kabupaten dan kota, seperti kader kesehatan, majelis taklim, kelompok tani, kelompok tanggap bencana dan lainnya, selama ini seolah-olah tertelan akibat dampak COVID-19, ini sangat penting, sudah ada modal bagi kita ke depan dalam menanggulangi COVID-19," paparnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Defriman juga meminta agar pemerintah agar mengurangi kegiatan-kegiatan yang sifatnya besar, karena itu turut memperburuk keadaan.
"Untuk Pilkada, kalau memang tidak bisa lagi diundur, harusnya dipersiapkan sematang mungkin strategi dan skenario yang dapat menghindari kerumunan orang," katanya.
Saat ini, dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar, satu daerah masuk zona merah atau daerah dengan risiko penyeberan tinggi, yaitu Kota Padang. Sementara, untuk zona oranye atau daerah dengan risilo penyebaran sedang terdapat sebanyak 12 daerah, kemudian zona kuning atau daerah dengan risiko penyebaran rendah terdapat sebanyak enam daerah.