Kenaikan Tarif Ojol Turut Sumbang Inflasi di Sumatera Barat

Konten Media Partner
3 Februari 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ojek online (Foto: Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ojek online (Foto: Kumparan)
ADVERTISEMENT
Naiknya tarif Ojek Online (Ojol) turut andil sumbang inflasi di Kota Padang dan Bukittinggi, kedua kota itu merupakan barometer ekonomi untuk wilayah Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat, selain kenaikan tarif ojol, cabai merah dan bawang merak juga ikut berperan sebabkan inflasi di Ranah Minang. Lalu, inflasi juga disebabkan naiknya harga telur ayam ras.
Kepala BPS Sumbar, Pitono menyebutkan, inflasi di daerah itu disebabkan naiknya sejumlah komoditas, termasuk tarif ojol. “Kembali cabai merah mempengaruhi inflasi Sumbar, karena memang konsumsi cabai orang Sumbar tinggi. Lalu, tarif kendaraan roda dua online juga” ujarnya di Padang, Senin (03/02).
Berdasarkan catatan BPS, cabai merah mengalami kenaikan harga 18,45 persen dari bulan lalu dan berkontribusi 0,21 persen terhadap laju inflasi Kota Padang. Sedangkan di Bukittinggi naik 2,97 persen dengan kontribusi terhadap inflasi 0,04 persen.
Kemudian, bawang merah naik 15,94 persen di Padang dan 22,06 persen di Bukittinggi.
ADVERTISEMENT
Lalu, tarif ojol naik paling tinggi di Kota Padang, mencapai 29,7 persen dengan kontribusi terhadap inflasi 0,06 persen.
Selanjutnya, rokok kretek naik 3,27 persen di Padang dan 1,42 persen di Bukittinggi. Telur ayam ras naik 3,44 persen di Bukittinggi, udang basah meningkat 24,39 persen di Padang.
Dengan begitu, sepanjang awal tahun ini atau per Januari 2020, inflasi Kota Padang tercatat 0,65 persen dan Bukittinggi 0,25 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, inflasi Kota Padang sebesar 2,40 persen dan Bukittinggi 2,03 persen.
Sementara, Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat memperkirakan laju inflasi Sumbar tahun ini lebih stabil pada angka 3 persen, dengan plus minus 1 persen.
“Perkiraan kami inflasi Sumbar tahun ini cukup stabil di kisaran 3 persen plus minus 1 persen,” ujar Wahyu Purnama A, Kepala BI Perwakilan Sumbar.
ADVERTISEMENT
Meski diprediksi stabil, ia mengingatkan kepala daerah dan semua elemen Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mewaspadai potensi-potensi yang mendorong peningkatan laju inflasi, seperti komoditas pokok, cabai merah, bawah merah, beras, dan tiket pesawat terbang.
Wahyu juga meminta, agar pemerintah daerah memastikan pasokan barang yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat, dan memastikan kelancaran distribusi, sehingga tidak mengganggu pasokan di pasaran.