Mawar Hitam dan Bakar Kemenyan, Aksi Tolak 'Mati'nya KPK dari Sumbar

Konten Media Partner
14 September 2019 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Sumatera Barat menolak 'mati'nya KPK (Foto: Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Sumatera Barat menolak 'mati'nya KPK (Foto: Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang - Puluhan masa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Sumatera Barat mempersembahkan mawar hitam dan membakar kemenyan sebagai ungkapan kekecewaan atas disetujuinya revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
ADVERTISEMENT
Aksi yang digelar di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar diwarnai orasi serta membentang sejumlah spanduk yang bertuliskan kekecewaan mereka terhadap Presiden Joko Widodo yang dianggap tidak menepati janji.
Juru Bicara Aksi, Rifai menyebutkan, menolak atas revisi UU KPK dan segala bentuk tindakan yang melemahkan KPK. “Kami melihat bahawa revisi UU KPK justru memperlemah dan mengurucuti kemapanan KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia,” ujarnya kepada awak media, Jumat (13/9) sore.
Menurutnya, korupsi merupakan bala yang harus dihabisi dan dibasi dari permukaan bumi. Apabila tidak, bala itu akan terus berkembang. Maka, kata Rifai, aksi di depan kantor DPRD Sumbar sebagai bentuk kekecewaan atas lahirnya kebijakan yang akan menyebabkan iklim korupsi di Indonesia semakin menjadi-jadi.
ADVERTISEMENT
“Seharusnya, kebijakan-kebijakan itu dilahirkan untuk kepentingan serta kemaslahatan publik. Namun, yang seharusnya terjadi di gedung ini menciptakan iklim yang kondusif untuk memberantas korupsi, tidak terjadi, malah sebaliknya,” jelas Rifai.
Kemenyan yang dibakar, menurut Rifai sebagai symbol untuk membersihkan jiwa-jiwa yang ada di gedung parlemen yang pro terhadap korupsi. “Karena itulah kami membakar kemenyan, agar jiwa-jiwa mereka bersih dari tindakan-tindakan korupsi,” ungkapnya.
Pantauan Langkan.id, aksi para penggiat anti korupsi ditutup dengan tabur bunga di depan plang merek kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat.
Mereka terlihat juga berdoa, yang ditujukan untuk kemaslahatan serta monolak ‘mati’nya KPK. (Irwanda)