Konten Media Partner

Mengenal 3 Sate Khas Ranah Minang, Apa Bedanya?

13 Mei 2018 19:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Padang - Sate merupakan salah satu makanan khas yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. Sate pun memiliki ciri khas di masing-masing daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Sumatera Barat misalnya, ada bermacam jenis sate yang sudah melekat bagi masyarakat Minangkabau. Di luar Sumatera Barat, biasanya orang hanya tahu satu nama, yakni sate Padang.
Namun tak hanya sate Padang yang khas di Ranah Minang. Ada pelbagai gagrak sate yang ada di sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera Barat.
Kali ini, Langkan mengambil 3 gagrak sate di Sumatera Barat. Ketiga sate itu sejatinya berasal dari daerah di luar Padang, yakni Pariaman, Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan. Berikut ulasan dan perbedaan ketiga jenis sate tersebut.
1. Sate Pariaman
Sate Pariaman merupakan salah satu sate yang cukup populer di seluruh wilayah Sumatera Barat. Sate ini cukup banyak tersebar mulai di pasar-pasar, sekolah, perkantoran, dan perumahan rakyat.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikatakan salah seorang penjual sate Pariaman di Kota Padang, Ijul Tanjung, Sate Pariaman memiliki rasa khas tersendiri, yaitu rasa manis dan pedasnya. Rasa pedas datang dari kuah sedangkan rasa manis itu berasal dari daging sapinya.
Warna cokelat kemerahan menjadi ciri khusus kuat Sate Pariaman. Setelah disirami di ketupat, kuah sate juga ditaburi bawang goreng agar menghadirkan aroma yang menggoda.
Soal harga, satu porsi sate Pariaman dijual antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Satu porsi itu biasanya berisi satu ketupat dan delapan tusuk sate.
2. Sate Danguang-danguang
Sate lainnya adalah Sate danguang-danguang. Sate ini merupakan sate khas Kabupaten Limapuluh Kota. Danguang-danguang merupakan nama daerah di Kabupaten Limapuluh Kota.
ADVERTISEMENT
Sate danguang-danguang ini pun mempunyai rasa yang khas pula.
Saridal penjual sate danguang-danguang mengatakan sate danguang-danguang memiliki bumbu yang berbeda dari sate pada umumnya. Kuah yang berwarna kuning dan potongan daging sapi menjadi ciri utama sate ini.
Sate danguang-danguang punya bumbu yang tidak begitu dominan, rasa yang tidak terlalu pedas, serta daging sapi yang terasa empuk. Sate ini memang paling laris di daerah asalnya yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Karena dengan suhu dingin, rasa sate cocok membuat lidah betah menyicipinya.
Harga satu porsinya biasanya Rp 20 ribu. Sate ini dihidangkan secara terpisah antara ketupat yang disirami kuah dengan dagingnya. Untuk satu porsi biasanya terdapat 20 tusuk sate daging sapi.
ADVERTISEMENT
3. Sate Pesisir Selatan
Sate yang satu ini sangat populer bagi kalangan pengendara yang melintasi jalan nasional Sumatera Barat-Bengkul Jambi. Rasa sate yang pedas dan kekayaan rasa bumbu seperti kacang tanah, bawang goreng, potongan kecil tulang ayam.
Seperti yang dijelaskan oleh pembuat sate Pesisir Selatan, Eka Abuah, sate Pesisir Selatan atau sate Surantih terkenal dengan rasa pedasnya. Sate ini menggunakan daging ayam kampung atau kerang laut alias lokan. (M. Hendra)