Patung Diduga Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha Ditemukan di Pasaman

Konten Media Partner
29 September 2019 0:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung yang ditemukan warga Pasaman. Diduga peninggalan masa Hindu-Buddha (Foto: Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Patung yang ditemukan warga Pasaman. Diduga peninggalan masa Hindu-Buddha (Foto: Ist)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Pasaman – Pantung berupa Makara (makhluk dalam mitologi Hindu) ditemukan warga di Sungai Bantang Sibinail, Jorong III Padang Nunang, Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (27/9).
ADVERTISEMENT
Nama warga yang menemukan patung itu adalah Isal dan Aad. Saat itu, keduanya hendak mencari ikan di sungai.
Niatnya mencari ikan, malah dapat patung. Lantas, mereka melaporkan penemuan itu kepada warga lain. Sekitar pukul 15.00 WIB, sejumlah warga berhasil memindahkan patung itu dari sungai ke salah satu ladang milik warga lain.
Namun, lokasi pemindahan itu tidak terlalu jauh, hanya 200 meter dari lokasi penemuan. Sebab, patung itu lumayan berat, susah diangkat.
“Kita letakkan dulu di ladang Pak Oh, patungnya berat, kita takut rusak saat membawanya ke perkampungan,” ujar salah seorang warga, Reza Fahlevi (34), Jumat (28/9).
Lalu, kata Reza, sekitar pukul 19.00 WIB, polisi dan TNI datang ke lokasi, untuk melihat dan meninjau patung tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat, Nurmatias, mengaku sudah mendapatkan informasi terkait penemuan patung di Kabupaten Pasaman itu.
“Kalau lihat dari bentuknya, berupa Makara. Tapi, untuk keaslian dan kapan zaman pengerjaan patung itu, perlu dikaji lagi,” ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada Langkan.id.
Ia mengatakan, tim BPCB sudah ada yang turun ke lokasi. “Tadi padi, sudah ada tim kita yang ke lokasi untuk memastikan informasi tersebut. Kalau kita lihat dari bentuk artefak, patung itu kemungkinan terbuat dari Batu Tupa. Biasanya, patung (Makara) itu bagian dari zaman (Kerajaan) Hindu-Buddha. Kami belum melihat langsung, mudah-mudahan kita segera mendapatkan informasi terkait patung tersebut,” jelasnya.
Menurut Nurmatias, daerah Pasaman memang sudah terbuka sejak abad ke-13. Kala itu, penguasa di sana bernama Bijeyendrawarman sebagai Yuaraja (Raja muda). “Ini berdasarkan isi prasati Buku Sutan Lansek Kodok, Rao,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementar itu, Fitriadi, tim BPCB yang sudah datang ke lokasi, mengatakan hingga saat ini patung tersebut masih belum bisa dipastikan keasliannya.
“Memang, kita sudah di lokasi. Tapi, kita masih menunggu tim ahli (arkeolog) untuk meneliti patung ini. Besok kita kabarkan,” ujarnya kepada Langkan.id saat dihubungi via telepon, Sabtu sore (28/9).
Untuk sementara, kata Fitriadi, patung itu sudah diamankan. “Kita datang ke lokasi hari ini, itu untuk pemindahan saja. Patungnya sudah berada di tempat yang aman, di perkampungan masyarakat, yaitu di depan salah satu rumah warga,” katanya. (Zulfikar)