Pengamat Politik Sumbar: Aksi Reuni Akbar 212 Bisa Gerus Suara Jokowi

Konten Media Partner
3 Desember 2018 17:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa Reuni 212 memadati Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa Reuni 212 memadati Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Padang- Pengamat Politik Universitas Andalas (Unand) Padang, Asrinaldi, menilai perhelatan Reuni Akbar 212 ini bisa menggerus suara Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 mendatang. Apalagi acara tersebut dihadiri Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir itu akan berpengaruh, dalam arti bahwa kita tahu selama ini Pak Prabowo memang dekat dengan umat Islam ya, kemudian Pak Jokowi juga dekat dengan umat Islam. Cuma dikait-kaitan dengan orang selingkungan Pak Jokowi yang memang tidak dekat dengan umat Islam," kata Asrinaldi dihubungi langkan.id, Senin (3/12).
Bagi Prabowo, kata dia, aksi Reuni Akbar 212 ini bisa merebut suara umat Islam pada pilpres nanti. Meski konsep yang disampaikan dalam aksi Reuni Akbar 212 tersebut tidak terkait dengan gerakan politik.
Asrinaldi menilai, aksi Reuni Akbar 212 bisa dianggap sebagai politik simbolik, yang menunjukkan bersatunya kekuatan umat Islam. Banyaknya massa yang hadir akan memunculkan pemikiran umat Islam bersatu untuk perkuat hubungan kepada calon presiden yang hadir dalam aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Mungkin itu simbolik dari gerakan Reuni Akbar 212. Walaupun capres Pak Prabowo hadir tidak dalam konteks kampanye, tapi (dia) berhasil memainkan simbol dengan umat Islam," ujarnya.
Asrinaldi juga menyayangkan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin yang membanding jumlah massa aksi Reuni Akbar 212 dengan peserta tari poco-poco. Baginya, ini merupakan contoh politik yang tidak elegan.
Pemecahan Rekor Dunia Menari Poco-Poco di Monas (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemecahan Rekor Dunia Menari Poco-Poco di Monas (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Makanya keuntungannya ada sama Pak Prabowo gitu. Nah mestinya merangkul umat Islam dengan elegan, jangan meng-counter dengan tari poco-poco, yang seolah-olah ini menegatifkan. Pak jokowi kan tidak ada masalah dengan umat Islam sebenarnya," ujarnya.
Seolah-olah, kata dia, meng-counter dengan tari poco-poco itu melawan aksi Reuni Akbar 212 dengan kekuatan massa. Cara ini akan berdampak terhadap berkurangnya simpati umat Islam terhadap Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Nah barangkali di massa arus bawah tidak akan mempersoalkan, tapi di kalangan kelas menengah dan atas paham bahwa counter dari politik massa dengan politik massa ini tentu akan membuat penilaian tersendiri terhadap rezim," ujarnya. (Irwanda)