Pengerjaan Sedimentasi Irigasi, 300 Hektar Sawah Terancam Gagal Tanam

Konten Media Partner
21 September 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sawah di Indonesia (Foto: Dok. Kementan RI)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sawah di Indonesia (Foto: Dok. Kementan RI)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang Pariaman – Seluas 300 hektare sawah produktif milik petani di Nagari Buayan dan Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat terancam gagal tanam akibat pengerjaan sedimentasi irigasi di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Informasi yang diperoleh Langkan.id, pembangunan sedimentasi irigasi di wilayah Batang Anai itu direncanakan akan dilaksanakan 22 September 2019. Hal itu bertepatan dengan masa tanam (semai) bagi petani setempat.
Sementara, pengerjaan sedimentasi irigasi itu akan menutup aliran air ke sawah-sawah milik petani di daerah tersebut.
Diketahui, pengerjaan sedimentasi irigasi Anai Satu dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V.
Ketua Kelompok Tani Harapan Baru, Syamsul Bahri mengatakan, petani tidak akan bisa bertanam jika ada perbaikan irigasi tersebut. “Dulu kami selasi diajak rapat, tapi sekarang tidak lagi. Ini tentunya akan menguntungkan sepihak saja,” ujarnya kepada Langkan.id ketika dihubungi via telepon, Jumat (20/9/2019).
Menurut Syamsul, petani telah mencoba melayangkan surat ke BWS Sumatera V, agar proses pengerjaan ditunda. “Namun, hingga saat ini, surat kami tidak mendapatkan respon,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Syamsul, petani yang terkena dampak berharap pihak terkait dapat menindaklanjuti permintaan agar penegerjaan sedimentasi irigasi itu ditunda untuk sementara. “Setidaknya, dikerjakan setelah petani selesai menanam,” jelasnya.
Lebih lanjut, permintaan petani, pengerjaan sedimentasi irigasi itu dikerjakan 20 hari setelah tanggal yang ditetapkan oleh BWS Sumater V. “Kalau sudah selesai menanam, tidak ada air akibat pengerjaan sedimen itu, tidak masalah lagi bagi kami,” ucapnya.
Sementara itu, menanggapi hal tersbut, Kepala BWS Sumatera V, Maryadi Utama mengaku belum mengetahui permasalahan tersebut. Dia memastikan akan segera melakukan pengecekan ke lapangan.
“Nanti saya cek dulu,” jawabnya singkat saat dihubungi Langkan.id via telepon. (Irwanda)