Perhimpunan Konselor VCT HIV: Ada 14.469 Pelaku Gay di Sumatera Barat

Konten Media Partner
24 April 2018 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia Wilayah Sumatera Barat mengestimasikan, pelaku Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) atau gay di Sumatera Barat mencapai 14.469 orang.
ADVERTISEMENT
Hasil ini berdasarkan penelitian Perhimpunan Konselor VCT HIV di 4 titik di Sumatera Barat yakni Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Solok, dan Kabupaten Solok.
Responden penelitian itu berjumlah 147 orang, yang memang diambil dari kelompok berisiko dan memang seluruhnya berperilaku LGBT, dengan rentang waktu sejak Februari-April 2018.
"Jadi hasil penelitian itu bukan mewakili kondisi aktual di lapangan. Namun memberikan gambaran mengenai perilaku LGBT yang ada," ujar Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia Wilayah Sumatera Barat Katherina Welong Senin 23 April 2018.
Hasil riset juga mengungkap, terdapat kurang lebih 2.501 orang waria di Sumbar. Mereka bisa menggaet 9.024 orang pelanggan, yang tentunya berjenis kelamin laki-laki.
“Jika digabungkan semuanya maka totalnya mencapai 20 ribu pelaku LSL di Sumatera Barat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Salah seorang peneliti, Akfikri juga mengatakan, berdasarkan distribusi usia, pelaku LGBT paling banyak di Sumatera Barat berusia 15-25 tahun, porsinya bahkan 75 persen dari 147 responden yang diteliti.
Penelitian ini juga menunjukkan, separuh responden pernah merantau ke luar Sumatera Barat. Selebihnya menetap di Sumatera Barat. Pelaku LGBT mengaku tinggal di indekos.
“Dari riset ini juga terungkap bahwa 51,7 persen responden mengaku menyesali penyimpangan seksual yang dialami, sementara 46,9 persen tidak menyesal," ujarnya.
Tim peneliti juga menggali sebaran profesi pelaku LGBT. Sebanyak 26,3 persen dari responden bekerja sebagai wiraswasta, 3,8 persen sebagai PNS, 16,9 persen sebagai karyawan BUMN dan swasta,dam 18,1 persen mahasiswa dari berbagai kampus dan jurusan, termasuk jurusan yang berkaitan dengan agama.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan kondisi yang dipaparkan peneliti itu, akan menjadi pembahasan bagi pemerintah di Sumatera Barat.
Kata dia, pemerintah akan melakukan upaya pencegahan awal dengan pendidikan di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran dalam mendidik anak-anaknya.
Pemprov Sumatera Barat juga berancana akan menyusun Peraturan Daerah (Perda) yang secara khusus, bisa mendorong para orang tua untuk meningkatkan pendidikan agama di lingkungan rumah.
"Dalam hal ini tentunya saya meminta adanya keterlibatan alim ulama dalam menggencarkan pendidikan agama," mintanya. (M. Hendra)