Petani Jeruk Gunung Omeh Sampaikan Keluhan Pupuk Subsidi ke Gubernur Sumbar

Konten Media Partner
8 Mei 2022 20:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi saat meninjau perkebunan jeruk di Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu 8 Mei 2022. Foto: Humas Pemprov
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi saat meninjau perkebunan jeruk di Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu 8 Mei 2022. Foto: Humas Pemprov
ADVERTISEMENT
Petani jeruk di Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mulai kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
ADVERTISEMENT
Bupati Limapuluh Kota Safaruddin mengatakan persoalan kesulitan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi telah lama disampaikan ke Pemkab Limapuluh Kota.
"Ketersediaan pupuk subsidi saat ini memang tidak memadai sesuai kebutuhan, oleh karena kita perlu memberikan alternatif pada petani," katanya saat mendampingi Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke perkebunan jeruk, Minggu 8 Mei 2022.
Menurutnya solusi yang bisa diberikan kepada petani saat ini soal kelangkaan pupuk bersubsidi itu, yakni mencoba beralih ke pupuk organik. "Boleh kita rawat sawah, kebun dan ladang lebih arif dan bijak, tradisional, organik, tapi dikelola secara modern," pungkasnya.
Namun solusi itu belum terealisasi dengan baik. Hal ini dikarenakan petani yang sudah terbiasa menggunakan pupuk bersubsidi.
Menanggapi kerapnya keluhan petani akan sulitnya memperoleh pupuk subsidi, Gubernur Mahyeldi menyatakan Pemprov Sumatera Barat kini tengah menyiapkan pupuk batubara di samping pupuk organik sebagai alternatif substitusi bagi kelompok-kelompok pertanian di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Menurutnya sebagai solusi alternatif bagi persoalan petani tersebut, Pemprov Sumatera Barat mengarahkan petani untuk melakukan substitusi pupuk subsidi dengan kompos dan pupuk kandang, melalui pertanian terintegrasi, maupun dengan pupuk batubara yang kini tengah disiapkan pemerintah.
"Mau tidak mau harus kita arahkan kesana, mensubstitusi dengan pupuk kandang maupun pupuk organik. Sekarang sedang kita rancang juga pupuk batubara yang lebih murah serta mampu mereduksi penggunaan pestisida," ujar gubernur.
Mahyeldi juga mendorong petani untuk menggerakkan pertanian terintegrasi. Misalnya melakukan aktivitas pertanian secara simultan dengan peternakan.
Dikatakannya melalui langkah tersebut petani dapat beralih, sehingga tidak lagi bergantung pada pupuk kimia. Limbah pertanian dimanfaatkan untuk pakan ternak, kemudian ternak menghasilkan pupuk organik untuk aktivitas pertanian dan perkebunan.
ADVERTISEMENT