Remaja di Padang Meninggal Dibacok, Kini Berutang di RS Puluhan Juta Rupiah

Konten Media Partner
3 Juni 2020 21:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembacokan Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembacokan Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Yudha Pratama Putra meninggal dunia dibacok dengan celurit oleh orang tidak dikenal. Peristiwa berdarah yang merenggut nyawa remaja 16 tahun ini, terjadi di kawasan Bypass, persis dekat SPBU Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 17 Mei kemarin.
ADVERTISEMENT
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat, 22 Mei, Yudha sempat kritis hingga dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil. Bahkan ia juga menjalani operasi, karena luka di bagian belakang punggungnya yang cukup parah.
Namun sayangnya, Yudha yang tidak memiliki kartu BPJS sehingga harus mendapatkan perawatan melalui jalur umum. Dari operasi hingga masa perawatan, setidaknya biaya yang harus dikeluarkan pihak keluarga sebesar Rp 82.397.000
Padahal, Yudha berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia juga merupakan tulang punggung keluarga, karena ayahnya yang juga sakit-sakitan di kediamannya kawasan Pisang RT 01 RW 01 Nomor 08, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Sejak peristiwa ini mencuat, salah satu komunitas peduli pasien kurang mampu yaitu Pemuda Padang Berhijrah, telah melakukan penggalangan donasi untuk Yudha serta mengawal kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga terpaksa memberikan jaminan berupa KTP untuk bisa membawa jenazah Yudha pulang kala itu. Sebab tanggungan pembiayaan perawatan selama di rumah sakit belum tuntas.
Founder Pemuda Padang Berhijrah, Winna Wahyuni, mengatakan untuk utang yang dimiliki Yudha di rumah sakit tersisa sebesar Rp 70 juta. Sebelumnya, pihaknya telah mencicil pembiayaan dari donasi yang terkumpul.
"Awalnya biayanya Rp 82.397.000, terus donasi awal terkumpul Rp 5 juta sudah kami bayar. Donasi kedua itu terkumpul Rp 7,8 juta terkumpul hasil penggalangan dana sama sama dengan beberapa akun sosial. Karena kemarin itu utangnya sisa Rp 77.397.000 makanya kami bayar genap Rp 7.397.000 sehingga sisanya Rp 70 juta," kata Winna, Rabu (3/6).
Ia mengungkapkan, batas pembayaran utang yang dimiliki Yudha paling lambat harus selesai pada 22 Juni. Pihaknya masih terus membuka donasi bagi dermawan yang ingin membantu kesulitan keluarga Yudha dalam pelunasan utang di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Donasi dapat melalui rekening kemanusiaan BNI Syariah 3300002029 atas nama Yayasan Hamasah Insani. Konfirmasi transfer juga bisa menghubungi ke nomor handphone 083182823607," kata dia.
Kepolisian Sektor (Polsek) Pauh yang menangani kasus ini, masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembacokan. Begitupun terkait motif penyerang yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut.
Menurut Kapolsek Pauh, AKP Anton Luther, pihaknya telah memeriksa sebanyak delapan orang saksi. Dari keterangan para saksi itu, belum ada petunjuk yang mengarah siapa pelaku di balik aksi penganiayaan hingga berujung meninggalnya korban.
"Tetapi, kami sudah dapatkan informasi ciri-ciri khas dari pada pelaku. Kami sedang mengembangkan untuk ciri khas pelaku ini. Untuk identitas belum," ungkap Anton.
ADVERTISEMENT
Ia menyebutkan, dari keterangan saksi, aksi pembacokan hanya dilakukan satu orang. Meskipun, saat kejadian terdapat empat sepeda motor yang berhenti di sekitar korban.
"Saya bicara dari keterangan saksi, hanya satu orang yang melakukan. Untuk motif pembacokan juga belum diketahui. Karena, dari keterangan saksi yang ada, tiba-tiba kendaraan pelaku dan beberapa kawannya berhenti. Dan pelaku langsung mendatangi korban hingga melakukan pembacokan," jelasnya.
Perlu diketahui, peristiwa pembacokan ini terjadi seusai sahur. Kala itu, Yudha bersama rekannya bernama Fikri niat hati untuk menjemput sepeda motor milik orang tua Yudha di sebuah bengkel. Sebab, sepeda motor itu akan dipakai oleh ayah kandungnya.
Keduanya, pergilah dengan mengendarai sepeda motor milik Fikri. Namun di pertengahan jalan kendaraan Fikri kehabisan bensin dan terpaksa mendorong di SPBU terdekat.
ADVERTISEMENT
SPBU Pisang yang dituju, ternyata tutup. Kedua remaja ini terpaksa harus menunggu di tepi jalan. Namun seketika itu, datang segerombolan sepeda motor sebanyak empat unit menghampiri mereka. Kemudian, salah seorang melakukan pembacokan terhadap Yudha.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!