Singapura Diserang Virus Cacar Monyet, Sumbar Waspadai Penyebarannya

Konten Media Partner
17 Mei 2019 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang - Virus cacar monyet yang diderita oleh warga di Negara Singapura, turut diwaspadai oleh Kementerian Kesehatan RI. Di Sumatera Barat, Dinas Kesehatan setempat menghimbau masyarakat untuk waspada terkait penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Merry Yuliesday mengatakan adanya virus cacar monyet ini, membuat dunia kesehatan di sejumlah negara termasuk di Indonesia geger, karena terbilang baru terjadi melanda negara di Asia. Apalagi Singapura sangat dekat berada dengan Indonesia, perlu untuk diwaspadai penyebaran virusnya.
"Sejauh ini informasi yang saya dapatkan, di Sumatera Barat belum ada masyarakat yang terkena virus cacar monyet. Untuk itu sebenarnya kita perlu waspada juga, karena Singapura cukup dekat dengan daerah kita," katanya, Jumat (17/5).
Ia menjelaskan virus cacar monyet telah terjadi pertama di Negara Singapura, dimana warga Nigeria yang merupakan salah satu negara endemis cacar monyet berkunjung ke Singapura pada 28 April lalu, dan terdeteksi positif terinfeksi virus cacar monyet di tanggal 8 Mei setelah dilakukan diagnosa. Akhirnya 23 orang yang melakukan kontak dengannya pun telah dilakukan karantina agar kondisi penyakit tersebut tidak menyebar.
ADVERTISEMENT
Merry menyebutkan, berdasarkan data WHO, Afrika Tengah dan Barat merupakan daerah endemis cacar monyet. Cacar monyet itu ditularkan oleh hewan, terutama hewan pengerat yang mengandung virus cacar monyet. Penularan itu terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh hewan, dan makanan daging yang tidak dimasak dengan baik. Sedangkan, penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas melalui sekret pernapasan atau lesi pada kulit.
"Jadi melihat dari gejala cacar monyet ini, sepertinya mirip dengan cacar biasa, dimana ada terlihat seperti benjolan-benjolan kecil yang begitu banyak. Kalau kondisi tergolong ringan, maka masa inkubasi bisa 5 -21 hari, gajala yang timbul itu berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas," terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, gejala lainnya, akan muncul ruam pada kulit dan wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras.
Dilanjutkan Merry, virus cacar monyet ini biasanya penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Kasus parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkatan paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi. Meskipun begitu pencegahan perlu dilakukan dari sekarang agar tidak terinfeksi virus itu.
Merry memaparkan adapun cara pencegahan agar tidak terinfeksi virus itu, perlu menghindari kontak dengan tikus dan primata terinfeksi serta membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik. Membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi virus itu. Lalu, memakai sarung tangan dan pakaian pelindung saat menangani hewan yang terinfeksi dan merawat orang sakit.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu bagi saya petugas kesehatan dianjurkan melakukan vaksin dan perilaku hidup bersih serta sehat. Selain itu kami juga akan menyebarluaskan informas terkait virus cacar monyet ini kepada masyarakat," tegasnya. (M Hendra)