news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Siswa di Kabupaten Solok Selatan Liburkan Diri karena Trauma Gempa

Konten Media Partner
1 Maret 2019 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana salah satu sekolah di Kecamatan Sangir Balai Janggo usai dilanda gempa. (Irwanda/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana salah satu sekolah di Kecamatan Sangir Balai Janggo usai dilanda gempa. (Irwanda/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Solok Selatan- Para korban gempa 5,3 Magnitudo di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, masih mengalami trauma, terutama anak-anak. Sehingga banyak anak-anak yang meliburkan diri.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 05 Sungai Sungkai, Kecamatan Sangir Balai Janggo. Tingkat kehadiran siswanya hanya mencapai 10 persen. Padahal, Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan tidak menetapkan libur bagi para peserta didik.
"Hari ini hanya 10 persen (hadir) banyak wali murid yang nelpon, kami bilang dari dinas tidak ada yang menetapkan libur. Tapi mereka masih merasa trauma atau anak takut untuk sekolah. Kalau kami kami sebagai pegawai dan guru tetap hadir," kata salah seorang guru Sekolah Dasar 05, Hermansyah kepada langkan.id, Jumat 1 Maret 2019.
Kehadiran 10 persen itu, katanya, dari total seluruh siswa yang mencapai 191 orang. Namun, proses belajar mengajar tetap dilakukan, terutama untuk membangkitkan mereka dari trauma gempa besar Kamis pagi kemaren.
ADVERTISEMENT
Hermansyah mengatakan pada saat gempa terjadi memang banyak siswa yang mengalami trauma dan memilih pulang. Apalagi akibat gempa kondisi bangunan sekolah juga terdampak seperti beberapa lokal mengalami retak-retak.
"Kalau (gempa) kemarin mungkin masuk seperti biasa, hadir ya. Tapi mungkin karena ada anak-anak berasal dari Sungai Kunyit dan Sungai Sungkai (wilayah yang terdampak) jadi hanya 20 persen yang hadir. Pada saat gempa terjadi itu anak-anak kami kumpulkan dan diberikan pengarahan agar segera dapat pulang," ujar Hermansyah.
Takut Beraktivitas di Rumah
Sementara hingga Jumat (1/2) pagi aktivitas masyarkat masih berada di tenda-tenda darurat yang didirikan secara inisiatif masyarakat. Tenda-tenda darurat itu didirikan di halaman rumah masing-masing meski sejak malam wilayah Kabupaten Solok Selatan dilanda hujan lebat.
ADVERTISEMENT
Para korban mengalami trauma dan takut untuk beraktivitas di dalam rumah untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan. Bahkan pukul 05.44 WIB sempat terjadi gempa susulan dengan magnitudo 3,4 yang sangat dirasakan masyarakat.
"Kami takut dan tidur di dalam rumah, pagi saja ada gempa susulan, makanya didirikan tenda di luar. Sejak malam di tenda, ada lansia dan anak-anak sedangkan kami laki-laki berjaga-jaga. Tadi malam hujan, antisipasi ya kami bikin parit kecil agar air tidak masuk tenda," ujar Purwadi, salah seorang warga di Sungai Sungkai, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan.
Menurutnya saat ini masyarakat sangat membutuhkan tenda untuk penampungan masing-masing keluarga. Untuk antisipasi sementara, para keluarga korban yang terdampak hanya membuat tenda darurat dari terpal dengan kayu.
ADVERTISEMENT
"Saat ini dibutuhkan tenda, kami berkeluarga banyak sedangkan tenda cuman segini. Ini tenda dibikin tenda dari terpal," ucapnya.
Sebelumnya, gempa bumi tektonik yang mengguncang Solok Selatan itu terjadi sejak Kamis 28 Februari 2019. Gempa yang cukup dirasa masyarakat hingga terdampak terjadi pada pukul 06.27 WIB dengan kekuatan 5,3 Magnitudo. Gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas zona sesar Sumatera, tepatnya pertemuan segmen Silitu-Siulak.
Hingga kini Pemerintah Kabupaten Solo Selatan mencatat sebanyak 500 bangunan terdampak kerusakan akibat gempa. Selain itu juga terdapat 55 korban mengalami luka-luka. Data sementara, warga yang mengungsi akibat rumahnya mengalami rusak parah berjumlah 200 jiwa dari 45 kepala keluarga.
Mereka berasal dari Kecamatan Sangir Balai Janggo yang merupakan salah satu wilayah yang terparah terkena dampak gempa. Selain itu korban yang mengungsi juga terdapat 16 KK dengan 88 jiwa dari Nagari Sungai Kunyit, 17 KK dengan 74 jiwa dari Nagari Sikunyit Barat, 7 KK dengan 30 jiwa dari Nagari Talunan, dan 2 KK dengan 8 jiwa dari Nagari Talao. (Irwanda/M. Hendra)
ADVERTISEMENT