Tim Pemenangan Sumbar Bantah Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Turun

Konten Media Partner
7 Desember 2018 14:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Pemenangan Sumbar Bantah Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Turun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang– Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin Sumatera Barat membantah hasil survei internal Tim Kampanye Nasional (TKN), yang menyatakan elektabilitas calon presiden nomor urut 1 itu turun di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
“Jadi begini, untuk di Sumbar tidak menurun, karena waktunya kan ada empat bulan lagi. Tapi percayalah, Pak Jokowi ini akan menang di Sumbar,” Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim, Jumat (7/12).
Ketua DPD Partai Golkar Sumbar itu mengatakan, partai pengusung dan pemenang selalu bergerak bersama-sama untuk memastikan merebut suara masyarakat. Meski, katanya, kampanye dengan skala besar belum dilakukan dan masih menunggu dari pusat.
Hendra juga mengeklaim, partainya telah beberapa kali melakukan pertemuan untuk membahas kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Sumatera Barat. Bahkan, pergerakan untuk kemenangan pasangan calon nomor urut 01 ini telah dilakukan sejak 4 bulan terakhir.
“Golkar DPD tingkat II kemarin mengadakan pertemuan untuk memenangkan Pak Jokowi, Jadi tidak ada permasalahanlah. Di sumbar sudah sejak cukup lama, 4 bulan yang lalu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan timnya mewaspadai elektabilitas pasangan Jokowi-Ma''ruf di Sumatra Barat, karena berdasarkan hasil survei belum ada lonjakan elektoral di wilayah itu.
"Pak Jokowi masih seperti pemilu tahun lalu. Belum beranjak secara signifikan," ujarnya.
Turunnya elektabilitas karena faktor sejarah dan ketokohan. Karena dalam sejarahnya, Jokowi kalah telak di Sumatera Barat pada Pemilu 2014.
Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya mendapatkan 539.308 suara atau 23,08 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta raih 1.797.505 suara atau 76,92 persen. (Irwanda)