Update Dampak Gempa di Solok Selatan: 61 Luka, 497 Rumah Rusak

Konten Media Partner
1 Maret 2019 22:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah warga yang mengalami rusak akibat gempa di Kabupaten Solok Selatan. (Irwanda/langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah warga yang mengalami rusak akibat gempa di Kabupaten Solok Selatan. (Irwanda/langkan.id)
ADVERTISEMENT
Langkah.id, Padang- Korban gempa di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mencapai 61 orang hingga Jumat malam 1 Maret 2019. Korban tersebar di 3 kecamatan yang terdampak gempa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, korban luka-luka terbanyak terdapat di Kecamatan Sangir Balai Janggo yang mencapai 48 orang. Di kecamatan itu terdapat 4 nagari yang terdampak gempa dan merupakan daerah terparah mengalami kerusakan.
Sedangkan di Kecamatan Sangir Batang Hari terdapat 11 orang menjadi korban luka-luka dan di Kecamatan Sangir Jujuan ada 2 orang korban mengalami luka-luka. Untuk sementara ada satu korban gempa yang masih mendapat perawatan dan di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Solok Selatan.
"Korban yang dirujuk itu berasal dari Nagari Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan karena mengalami trauma berat. Sementara untuk korban lainnya telah pulang meski sempat mendapat perawatan di puskesmas terdekat dan kini mendapat pelayanan di pos kesehatan di pengungsian," kata Kepala BPBD Kabupaten Solok Selatan, Jhony Hasan Basri, kepada langkan.id, Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
Gempa juga menyebabkan 479 bangunan rusak. Di antaranya 116 rusak berat, 152 rusak sedang, dan 211 rusak ringan. Hingga kini terhitung total kerugian mencapai Rp 25.677.60 miliar.
"Ini besok masih jalan untuk mendata dan data ini bisa saja terus bertambah. Hasil verifikasi kerugian sementara mencapai Rp 25 miliar lebih, kami terus mendata ulang," ujarnya.
Gempa bumi tektonik yang terjadi pada Kamis 28 Februari 2019 pukul 06.27 WIB merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas zona sesar Sumatera, tepatnya pertemuan segmen Silitu-Siulak. Sebagian masyarakat merasa gempa bumi tersebut seperti ledakan dan geteran cukup kuat.
"Saya merasakan sangat Kuat (geteran gempa). Biasanya yang suara ledakan keras itu petir, ini gempa suara ledakannya lebih dari petir," kata Busri, salah seorang masyarakat Jorong Koto Kunyit, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo.
ADVERTISEMENT
Menurut Busri, gempa yang sangat dirasakan masyarakat yang terjadi pada pagi harinya pukul 06.27 WIB. Bahkan dari goncangan gempa itu membuat rumahnya rusak parah dan tidak layak dihuni. Saat kejadian itu, katanya, sedang berada di luar rumah.
"Ketika masuk ke dalam rumah tiba-tiba terjadilah gempa itu, terasa goncangannya sangat keras. Terdengar seperti bunyi pohon rebah. Langsung roboh bangunan depan rumah, aku kejar anak-anak dan lari keluar," tutupnya. (Irwanda)