Warga Solok yang Ngaku Jadi Wakapolda Lampung Tipu Korbannya hingga Rp 100 Juta

Konten Media Partner
18 September 2020 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Uang (Foto: ShutterStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Uang (Foto: ShutterStock)
ADVERTISEMENT
Seorang pria berinisial DH (49) yang mengaku sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Lampung menipu korbannya hingga Rp 100 juta. Penipuan itu dilakukan dengan mengiming-imingi korban bisa lolos sebagai anggota polisi.
ADVERTISEMENT
Kasatreskrim Polres Kota Solok, Iptu Defrianto, menyebutkan, korban mengirimkan uang kepada pelaku secara bertahap, hingga nominalnya mencapai Rp 100 juta lebih.
Dijelaskan Defrianto, peristiwa itu berawal ketika korban kenal dengan seseorang berinisial E yang mengaku memiliki paman Wakapolda Lampung.
Kemudian, E memberikan nomor handphone DH yang disebut Wakapolda Lampung itu kepada korban untuk dihubungi. E juga mengatakan bahwa pamannya itu bisa meloloskan anak korban untuk jadi anggota polisi.
"Diiming-imingi bisa lolos polisi awalnya, kemudian pelaku (DH) meminta korban untuk mentransfer uang Rp 100 juta. Pengiriman uang itu bisa dicicil, dengan total uang yang telah ditransfer kepada pelaku Rp 106.900.000," ujar Defrianto, Jumat (18/9).
Uang Rp 100 juta lebih itu, jelas Defrianto, dikirim ke rekening DH. Namun, setelah uang dikirim, pelaku (DH) tidak bisa lagi dihubungi lagi oleh korban.
ADVERTISEMENT
"Karena itu korban melapor ke polisi dan kita selidiki. DH sudah diamankan, sementara E masih buron," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, mengatakan saat ini memang marak kasus penipuan oleh polisi gadungan. Padahal, kata Satake Bayu, untuk masuk polisi sama sekali tidak dipungut biaya.
"Kita ingatkan, agar masyarakat lebih berhati-hati, jangan mudah percaya dengan iming-iming bisa lolos jadi polisi dan harus membayarkan sejumlah uang," ujarnya.
Saat ini, jelas Satake Bayu, untuk penerimaan anggota polri dilakukan secara transparan. Semua calon akan mengikuti seleksi yang ketat. "Jadi, kalau ingin jadi anggota polisi, ikuti seleksi. Tidak ada yang namanya istilah bayar-bayar," katanya.