Eksploitasi Pembelian Album K-pop pada Remaja di Indonesia Memengaruhi Rupiah?

Lekat Permata
Mahasiswa Universitas Bengkulu
Konten dari Pengguna
25 November 2021 21:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lekat Permata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar ilustrasi : canva
zoom-in-whitePerbesar
gambar ilustrasi : canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui bahwa akses dalam internet semakin mudah dan canggih terutama pada media sosial yang semakin mempermudah dalam mengakses infomasi di seluruh dunia. Kemudahan ini juga mempengaruhi budaya luar yang masuk ke Indonesia. Jadi akses global itu sangat mudah masuk ke Indonesia yang membuat kita itu bisa terpengaruh pada budaya dari luar.
ADVERTISEMENT
Hal yang digemari anak muda saat ini adalah budaya Kpop dari Korea Selatan yang telah mendunia bahkan maju dari segi musik, drama maupun perfilman. Pasar Kpop di Indonesia sangat digemari oleh banyak kalangan muda, bahkan Indonesia sendiri merupakan peluang pasar yang besar karena Indonesia sendiri menempati posisi ke enam dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
Budaya Kpop sangat merajalela di kalangan anak muda, yang pada dasarnya seorang penggemar Kpop yang memiliki kecintaan yang berlebih pada idol Kpop akan membeli album sebanyak mungkin untuk mendapatkan photocard idol mereka yang ada di album itu sendiri, bahkan para penggemar bisa membantu idol mereka dalam penjualan album. Salah satu contohnya dalam pembelian album Nct Dream, di mana Indonesia menempati posisi pertama dengan negara yang paling banyak membeli album idol Kpop tersebut.
ADVERTISEMENT
Loyalitas dari perilaku penggemar ini akhirnya dimanfaatkan oleh agensi di Korea untuk mengambil manfaat dan keuntungan sebanyak mungkin. Mereka membuat jenis album dengan berbagai macam versi untuk kepuasan penggemar dan keuntungan yang maksimal bagi agensi. Dan ternyata loyalitas dari penggemar ini dijadikan nilai jual dan memicu adanya eksploitasi dan ternyata dalam hal ini menjadikan Korea sebagai negara tersukses di dunia hiburan.
Seperti yang kita ketahui bahwa dengan adanya permintaan dan penawaran dari mata uang yang dipengaruhi oleh neraca pembayaran, inflasi, suku bunga, peraturan dan kebijakan pemerintah. Meningkatnya nilai mata uang suatu negara maka aktivitas ekonomi di negara tersebut bisa menjadi lebih kuat dan hasilnya akan memperoleh cadangan devisa. Cadangan devisa yang menunjukkan bahwa negara tersebut mempunyai transaksi pada ekspor dan keuangan internasional.
ADVERTISEMENT
Dapat kita ketahui bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu suku bunga, jumlah peredaran uang dan inflasi. Tingkat suku bunga sangat menentukan nilai tambah dari mata uang negara tersebut, dan apabila bank sentral selalu menaikkan suku bunga dalam jangka panjang maka nilai mata uang negara tersebut terhadap negara lain cenderung naik. Setelah itu ada jumlah uang yang beredar yang mempengaruhi nilai tukar, yang apabila mengalami peningkatan yang biasanya keadaan ini terjadi di hari hari besar yang akan meningkatkan daya beli masyarakat meningkat pada produk dalam negeri dan luar negeri.
Jadi dengan banyaknya jumlah uang beredar yang berlebih di masyarakat akan menyebabkan inflasi, coba kita lihat pada saat menjelang hari raya semua harga harga menjadi naik karena terlalu banyak uang beredar di masyarakat. Karena jumlah uang beredar terlalu banyak maka akan terjadi inflasi yang membuat harga harga produksi dalam negeri menjadi lebih mahal yang dapat menyebabkan produk dalam negeri kalah bersaing dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
Kembali ke persoalan dari judul, apakah eksploitasi yang berlebihan pada pembelian album idol Kpop pada remaja di Indonesia mempengaruhi nilai tukar rupiah? Seperti yang kita ketahui bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar, yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan peredaran uang. Maka menurut pendapat saya jawabannya adalah tidak, karena eksploitasi yang berlebihan ini hanya terjadi pada beberapa persen masyarakat saja tidak mencakup keseluruhan dan dari segi aktivitas perekonomian Indonesia menurut saya ini tidak terlalu berpengaruh.
Seperti yang kita ketahui inflasi itu sendiri dapat diukur berdasarkan beberapa kelompok yaitu bahan makanan, makanan jadi, minuman, tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan olahraga, transportasi dan komunikasi. Berdasarkan kelompok-kelompok dalam mengukur inflasi, hal seperti album ternyata tidak ada kaitannya dalam mengukur suatu inflasi.
ADVERTISEMENT