Warga Binaan Lapas Pemuda Madiun Diajari Membuat Tahu Bakso

Humas Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun
STAFF HUMAS LAPAS PEMUDA KELAS IIA MADIUN Suka menulis hal-hal positif. Dimulai dengan selalu berfikir positif.
Konten dari Pengguna
11 Mei 2022 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kasubsi Bimlola, Wiko Yulianto saat memberi pelatihan membuat Tahu Bakso kepada narapidana, Rabu(11/5/2022). (Foto: Humas Lasdaun)
zoom-in-whitePerbesar
Kasubsi Bimlola, Wiko Yulianto saat memberi pelatihan membuat Tahu Bakso kepada narapidana, Rabu(11/5/2022). (Foto: Humas Lasdaun)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MADIUN – Warga binaan Lapas Pemuda Madiun mendapatkan pelatihan membuat Tahu Bakso. Menu baru tersebut diajarkan berdasarkan banyaknya permintaan dari warga binaan sendiri karena dinilai mudah untuk dipelajari.
ADVERTISEMENT
Kasi Kegiatan Kerja (Giatja) Lasdaun, Irphan Dwi Sandjojo melalui Kasubsi Bimlola, Wiko Yulianto mengungkapkan, mengajari menu baru diharapkan dapat memperkaya skill yang dimiliki warga binaan. Agar berguna ketika warga binaan kembali ditengah masyarakat usai masa pidana.
“Sengaja kita berikan keterampilan itu kepada mereka, agar memberikan manfaat manakala mereka sudah bebas nanti,” ujar Wiko sembari menyebut menu sebelumnya adalah membuat Sambel Pecel, Es Dawet dan Es Mega Mendung, Rabu(11/5/2022).
Wiko menjelaskan, membuat Tahu Bakso memiliki banyak keunggulan. Selain rasa yang familiar di masyarakat, bahan yang dibeli cukup mudah ditemui dipasaran. Seperti tepung, telur, daging, cabai, bawang putih, gula dan garam.
“Adonan dari racikan sendiri, lalu kita selepkan. Kemudian Tahunya milih yang Tahu Pong. Jadi Tahu Pong itu khusus untuk membuat tahu bakso. Karena difilet sedikit ada rongga, tinggal diisi adonannya tadi kemudian dikukus hingga mateng. Sambil nunggu mateng, kita buat saosnya,” imbuh Wiko.
ADVERTISEMENT
Menu Tahu Bakso ini cukup digemari oleh warga binaan. Setiap pack 150 gram dijual dengan harga Rp. 10 ribu. Packing yang digunakanpun juga rapi dan higienis.
“Kita beri menu yg berbeda agar konsumen gak bosen. Kita ganti secara periodik. Biasanya 15-20 porsi itu habis terus. Hasil penjualan guna membantu PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak),” pungkasnya. (Humas Lasdaun)