Kisah Kesedihan Rasulullah Berpisah dengan Ramadhan

Lentera Ramadhan
Ilmu dan iman harus menjadi lentera dalam menyambut Ramadhan.
Konten dari Pengguna
18 Mei 2020 10:56 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lentera Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gurun di Arab Foto: AFP/Mohamed el-Shahed
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gurun di Arab Foto: AFP/Mohamed el-Shahed
ADVERTISEMENT
Tak terasa kita mulai memasuki penghujung bulan suci Ramadhan. Bermacam cara kita menutupnya. Mencari menu yang terbaik untuk hari Raya, membeli baju-baju baru untuk dipakai, dan hal lahiriah lainnya.
ADVERTISEMENT
Allah SWT tentunya mencintai hamba-Nya yang tidak mementingkan kesenangan lahiriah semata dalam menjalankan hari-hari terakhir bulan Ramadhan.
Seperti kisah Rasulullah SAW berikut ini. Rasulullah justru menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam saat akan berpisah dengan bulan penuh ampunan ini. Hal itu juga yang dirasakan oleh para sahabatnya.
Suatu ketika Rasulullah pernah berkata, "Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW."
Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka.
Rasulullah SAW menjawab, "Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan)." (Diriwayatkan dari Jabir).
Sementara itu, belum tentu kita akan dipertemukan kembali oleh bulan suci di hari berikutnya. Bahkan, dikatakan celaka bila tidak dapat memanfaatkan hari-hari Ramadhan dengan menimba pahala sebanyak-banyaknya, dan hanya mendapatkan lapar serta dahaga.
ADVERTISEMENT
"Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar tahun semuanya itu menjadi Ramadhan." (HR Ibnu Abbas)