Siapa Orang yang Lebih Buruk dari Firaun dan Iblis?
Konten dari Pengguna
12 Mei 2020 10:53 WIB
Tulisan dari Lentera Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kisah yang tertulis di kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i (Surabaya: Al-Haramain), h. 57, ada sebuah cerita yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman situs Nahdlatul Ulama, dikisahkan pada suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?”
“Ya,” sahut Fir’aun.
“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.” kata Iblis.
“Apa itu?” tanya Fir’aun penasaran.
“Kelancanganmu mengaku sebagai Tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu.
Tapi aku tidak berani melakukannya.” kata Iblis.
“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.
“Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih,
“Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai Tuhan, jika kau bertaubat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tersungkur dalam kehinaan.” kata Iblis.
“Kau benar,” jawab Fir’aun.
“Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?” tanya Firaun lagi.
ADVERTISEMENT
“Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.” jawab Iblis pada Firaun.
Memaafkan bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Untuk bisa menjadi pribadi yang pemaaf , seorang individu harus memiliki keluasan hati.
Padahal, Islam selalu menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah atau persaudaraan sesama muslim. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujarat ayat 10;
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Artinya; “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu.”
Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan,
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
ADVERTISEMENT
Artinya; “Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah.” (QS. Ali imran: 103)
Sebegitu sulitnya dilakukan, tak heran apabila seorang yang tak memiliki sifat pemaaf disandingkan dengan Firaun, bahkan sifat iblis.
(RZL/SLM)