Budaya Literasi di Maluku Rendah, Penggerak Literasi Angkat Bicara

Konten Media Partner
19 Mei 2019 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Forum  Komunikasi Literasi Maluku (18/5) Dok : Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Forum Komunikasi Literasi Maluku (18/5) Dok : Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Budaya literasi di Indonesia sungguh rendah sekali, data UNESCO tahun 2016 menyebutkan posisi budaya membaca di Indonesia adalah 0.001%, artinya dari 1.000 orang, hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca.
ADVERTISEMENT
Studi Most Littered Nation In the World Most Littered Nation In the World yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, juga menyebutkan Indonesia berada di peringkat 60 tingkat literasi rendah dari 61 negara.
Untuk melihat hal tersebut, Kantor Bahasa Maluku (KBM) dan Yayasan Heka Leka, merasa perlu adanya perjumpaan bersama penggerak literasi di Maluku, untuk diskusi serta evaluasi gerakan-gerakan yang sudah dilakukan.
Suasana diskusi di Aula LPMP Proviinsi Maluku. (18/5). Dok : Lentera Maluku
Pertemuan yang berlangsung di Aula Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku, pada Sabtu (18/5) itu, tidak hanya dihadiri oleh puluhan Komunitas Literasi dan Taman Baca (TB) saja, tetapi juga menghadirkan delapan pengajar muda dari Indonesia Mengajar yang sudah satu tahun ini mengabdi di Kabupaten Maluku Barat Daya.
ADVERTISEMENT
Acara diskusi yang dipaketkan dengan buka puasa bersama itu, mendapat respon baik dari para pegiat literasi. Pantaun Lentera Maluku, mereka begitu antusias melihat persoalan pendidikan dan juga perkembangan budaya literasi di Maluku, yang cukup memperhatingkan. Hal itu juga direspon oleh pengajar muda Indonesia Mengajar.
Kepala Kantor Bahasa Maluku: Dr. Asrif dan Duta Baca Maluku: Stanley Ferdinandus. (18/5). Dok: Lentera Maluku
Kepala Kantor Bahasa Maluku, Dr. Asrif, M.Hum., saat diwawancarai wartawan usai diskusi, Ia mengatakan bahwa pertemuan tersebut adalah ajang sillatuhrahmi dan komunikasi forum para pegiat literasi untuk membicarakan soal perkembangan literasi di Maluku.
“Seharusnya pertemuan seperti tadi , sering kali dilakukan agar saluran-saluran komunikasi antara KBM dengan komunitas dan juga TB. Kita membicarakan secara bersama-sama, merumusksan kira-kira solusi dari ketertinggalan literasi di Maluku ini seperti apa”, ujar Asrif.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari pertemuan dengan para penggerak literasi ini, kata Asrif, adalah bagaimana membangun komunikasi untuk literasi kedepannya.
Penggerak Literasi Maluku. (18/5). Dok : Lentera Maluku
Menurut Asrif, perkembangan literasi di Maluku sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya kelompok-kelompok komunitas yang rela mendorong, memotivasi generasi Maluku untuk lebih baik kedepan. Namum semua kekuatan tersebut, belum terakomudir dengan baik.
“Seharausnya seluruh jejaring lirerasi berkumpul dan duduk membicarakan bagaimana memperbaiki literasi di Maluku”, katanya.
Ia berharap, dengan adanya pertemuan tersebut, kedepannya kekuatan jaringan literasi semaking kuat dan mampu membawa Maluku lebih baik kedepan.
Selain itu, salah satu tenaga pengajar dari Yayasan Indonesia Mengajar, Muhammad Akbar mengatakan bahwa, Maluku memiliki potensi anak muda yang luar biasa, tinggal dikembangkan dan bisa menjadi aset untuk Maluku kedepannya lebih baik. (LM2)
ADVERTISEMENT