Dua Perempuan Maluku Terpilih untuk Ikut Program WEA di Bali

Konten Media Partner
13 Juli 2019 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program Perdana  Women’s Earth Alliance  Dok : WAE
zoom-in-whitePerbesar
Program Perdana Women’s Earth Alliance Dok : WAE
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Sekian banyak perempuan di Indonesia yang mengikuti seleksi panjang, untuk mengikuti Women’s Earth Alliance (WAE) di Bali pada September 2019 mendatang, hanya dipilih 22 perempuan saja, mereka adalah pemimpin lingkungan wanita Indonesia dan lima desainer program, serta mentor. Kedatangan mereka juga untuk meresmikan kehadiran Women’s Earth Alliance di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari peserta yang terpilih tersebut, dua diantaranya merupakan perwakilan dari Maluku, yakni Irene Sohilait dari Green Molucas dan Tirsana Kailola dari Yayasan Heka Leka.
Program Akselerator Akar Rumput WEA pada tahun ini bertujuan untuk memperkuat dampak, dari yang telah diciptakan oleh para pemimpin wanita ini, untuk melindungi keluarga, masyarakat, dan ekosistem dari ancaman lingkungan dan iklim.
Para wanita hebat ini mewakili berbagai gerakan lingkungan, yang telah dengan berani melindungi hak-hak masyarakat dan bumi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Lombok, Bali dan Maluku.
ADVERTISEMENT
Hingga September 2019 nanti, semua partisipan terpilih akan mengikuti pelatihan online dengan para ahli didesain teori perubahan, komunikasi, penggalangan dana, analisis dampak, teknologi, advokasi, perencanaan kebijakan, dan masih banyak lagi.
Mereka juga akan berkumpul selama satu minggu di Bali, untuk menghadiri program pembelajaran untuk saling bertukar ilmu dan pengalaman. Sesi online telah dimulai untuk menciptakan koneksi antar para wanita inspiratif itu, dan mengetahui lebih banyak mengenai projek yang mereka jalankan. Program akselerator diadakan untuk pertama kalinya di Indonesia, melalui kerjasama dengan For Good, Mother Jungle, dan Ranu Welum.
Program ini dapat terlaksana melalui komitmen Spell dan the Gypsy Collective’s 1% for the Planet kepada program WEA. Program serupa telah dilaksanakan untuk para pemimpin lingkungan wanita di India, Nigeria, dan Amerika sebagai bagian dari komitmen WEA, untuk memberikan kemajuan yang berkelanjutan dan terukur bagi lingkungan, perekonomian, dan masyarakat dengan memberikan dukungan bagi wanita-wanita di garda terdepan dari isu-isu tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada momen krisis lingkungan seperti ini, Indonesia adalah ground zero. Sebagai penghasil gas efek rumah kaca kelima terbesar di dunia, emisi yang dihasilkan Indonesia meningkat 3% pada tahun lalu. Hal ini hampir menghilangkan kemajuan, yang telah diupayakan oleh beberapa negara untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius selama 12 tahun kedepan.
Wanita di Indonesia mengalami pukulan terberat dari gangguan iklim tersebut, oleh karenanya mereka telah mengambil langkah sebagai pemimpin-pemimpin utama, dalam merancang solusi bagi isu-isu kritis, seperti ekstraksi kelapa sawit, polusi plastik, dan kenaikan permukaan laut.
Dengan berinvestasi pada pengembangan solusi oleh para pemimpin wanita itu, WEA menciptakan kondisi untuk dunia yang inklusif, aman dan maju mulai dari masyarakat di sekitar kita hingga berdampak luas.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, bahwa WEA telah mengimplementasi 125 projek lingkungan dan wirausaha, bagi wanita di 18 negara pelatihan, pendanaan, pengkatalisasian 5,000 wanita, untuk meningkatkan penyelamatan air, energi bersih, pertanian regeneratif, hak atas tanah bagi wanita, dan banyak lagi.
Model WEA menciptakan keuntungan yang mengalir ke bawah - hingga saat ini. Para alumni WEA telah melengkapi 750,000 lebih orang dengan solusi lingkungan yang memberikan kehidupan.
Mereka menduduki posisi-posisi politik, memperluas kesempatan ekonomi untuk wanita dan anak-anak perempuan, dan telah mendapatkan pengakuan nasional maupun global. (LM1)