Kantor Bahasa Maluku Gelar Diskusi Hasil Pemetaan Bahasa Daerah

Konten Media Partner
19 Mei 2019 6:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama para pemangku kepentingan, peneliti bahasa, kepala KBM dan WPI usai diskuis Pemetaan Bahasa Daerah. (17/5). Dok : KBM
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama para pemangku kepentingan, peneliti bahasa, kepala KBM dan WPI usai diskuis Pemetaan Bahasa Daerah. (17/5). Dok : KBM
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Upaya pelestarian dan pengembangan Bahasa Daerah terus dilakukan oleh pihak Kantor Bahasa Maluku (KBM) , salah satunya adalah melaksanakan pemetaan bahasa di Maluku, dengan mengirim staf peneliti ke lokasi penelitian pemetaan bahasa.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan pemetaan, mereka tidak tinggal diam. Pihak KBM pun melanjutkannya dengan diskusi Hasil Pemetaan Bahasa, yang menghadirkan Kabid Konservasi Bahasa dan Sastra , Badan Bahasa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Bappeda Maluku, dan Ketua Wanita Penulis Indonesia (WPI) Cabang Ambon, Jumat (17/5).
Tujuannya adalah untuk sinergitas antara pusat dan daerah, mempertemukan para peniliti dengan pemangku kepentingan daerah. Di mana hasil pertemuan tersebut akan dibuatkan rekomendasi dan merencanakan pertemuan yang lebih besar lagi, agar sama-sama serius menangani bahasa daerah.
Menurut Kepala Kantor Bahasa Maluku, Dr. Asrif., bahwa sampai saat ini bahasa daerah dan sastra belum dijadikan sebagai isu penting di Maluku, sehingga bahasa daerah di nomor sekiankan.
ADVERTISEMENT
“Perjumpaan seperti ini adalah titik awal untuk membawa pada pertemuan besar, tujuannya adalah bagaimana masing-masing orang sesuai dengan kapasitasnya itu, bisa melahirkan kebijakan, misalnya Raja tidak perlu menunggu peraturan daerah, tetapi bisa menggunakan peratuaran negeri, Dinas Pendidikan Provinsi kuasanya di mana, Bappeda juga harus mendorong, kalau memang harus ada surat keputusan Gubernur atau Perda , mari kita lakukan semua untuk menguatkan itu sebagai isu yang utama”. Tegas Asrif.
Bukan karena koordinasi tidak kuat, kata dia, tetapi semangatnya yang masih berbeda, sehingga seolah-olah koordinasi yang kurang, padahal koordinasi sudah maksimal.
“Untuk itulah semangat ingin disamakan agar semua bisa bersama-sama”, katanya.
Adapun tindak lanjut dari hasil pertemuan tersebut, pihaknya akan mengkaji semua para pemangku kepentingan yang harus terlibat, terkait dengan bentuk pertemuan, tujuan dan isunya seperti apa.
ADVERTISEMENT
“Seberapa banyak pihak yang harus terlibat , unsur pemerintah berapa banyak, LSM dan para Raja berapa banyak, itu yang harus menjadi kajian kantor bahasa. Tapi tidak boleh lama, apakah diakhir tahun atau awal tahun depan”, ungkap Asrif.
Diskusi Hasil Pemetaan Bahasa. (17/5) Dok : Lentera Maluku
Pada kesempatan yang sama, Kabid Konservasi Bahasa dan Sastra , Badan Bahasa, Deny Setiawan, S.S., mengatakan bahwa, tanggapan para pemangku kepentingan yang dihadirkan pada pelaksanaan diskusi hasil pemetaan bahasa daerah itu sudah bagus dan luar biasa.
“Ada spirit yang sama untuk upaya peningkatan bahasa dan sastra, yang paling menarik dari Bappeda yang siap fasilitasi soal alokasi anggaran melalui kegiatan-kegiatan yang dituangkan di Maluku, saya melihat ada komitmen disitu, ada satu pemikiran yang menurut saya cukup baik”, terang Deny.
ADVERTISEMENT
Katanya lagi, dari paparan yang disampaikan oleh Bappeda, nampak ada upaya penanganan kebahasaan dan kesastraan, sudah mulai jadi bahan pemikiran yang dituangkan di dalam program. (LM1)