Korban Gempa Ambon di Negeri Kailolo, Maluku Tengah, Butuh Air Bersih

Konten Media Partner
2 Oktober 2019 18:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi pengungsian di Negeri Kailolo. (1/10). Dok : Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi pengungsian di Negeri Kailolo. (1/10). Dok : Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Melihat kondisi alam yang belum membaik, warga Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, lebih memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian yang berada di posko utama Lapangan Bola Marunimel dan daerah tinggi lainnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini terjadi sejak gempa 6.5 Magnitudo yang menguncang Maluku (26/9), sehingga mengakibatkan kerusakan bangunan dan merenggut korban jiwa di Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
Negeri Kailolo juga menjadi salah satu titik yang merasakan dampak tersebut. Akibat dari guncangan itu, sekitar 50-60 rumah warga mengalami rusak berat dan rusak ringan. Sebanyak 659 kepala keluarga pun terdampak.
Kepala Koordinator Posko Penanggulangan Bencana Negeri Kailolo, Abubakar Usemahu, saat ditemui Lentera Maluku di lokasi pengungsian (1/10), mengatakan belum bisa memastikan warga akan kembali ke rumah masing-masing.
"Kita tidak bisa menentukan kapan kita kembali, hanya saja kita lebih arahkan mendekat dengan Desa Kailolo agar mereka lebih aman dan bisa mengetahui keadaan desa mereka sendiri,” ujar Abubakar.
Lokasi Pengungsi di Negeri Kailolo (1/10). Dok : Lentera Maluku
Ada pun bantuan yang telah masuk sampai sekarang berasal dari Pemerintah Provinsi Maluku, BMKG, Mahasiswa Muhammadiyah Malang (UMM), dan Badan Penaggulangan Bencana Nasional (BPBN) melalui Kementerian Sosial dan sanak keluarga yang ada di Kabupaten Maluku Tengah.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kata Abubakar, mereka masih kekurangan bantuan logistik dan yang paling dibutuhkan adalah air bersih di lokasi pengungsian.
"Karena lokasi air yang kita sering ambil berada di dalam kampung, jarak dari posko utama lumayan jauh. Jadi jika warga yang ada kendaraan mungkin mudah untuk mengakses, tapi jika warga yang tidak ada kendaraan akan jalan kaki dari kampung ke bukit tempat posko utama,” kata Abubakar.
"Kamar mandi pun kita masih menggunakan fasilitas Puskesmas dan sekolah-sekolah di sekitar”, ujar Abubakar.
Abubakar berharap pemerintah dapat bekerja dengan sebaik-baiknya untuk menanggulangi masalah gempa ini agar tidak terjadi kepanikan di tengah masyarakat. (LM2)