Listrik Padam, Warga Pulau Haruku Sulit Menerima Informasi Gempa

Konten Media Partner
4 Oktober 2019 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Della: Kepala Pemuda Desa Kabau, Kecamatan Pulau Haruku (1/10). Dok : Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Della: Kepala Pemuda Desa Kabau, Kecamatan Pulau Haruku (1/10). Dok : Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Meskipun akses internet di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, masih mudah dijangkau, namun sebagian warga masih kesulitan untuk mengaksesnya. Seperti yang dialami oleh warga Desa Rohmoni dan Desa Kabau. Listrik di kedua desa ini lumpuh, sejak terjadinya gempa bumi berkekuatan 6.5 magnitudo pada Kamis (26/9) lalu.
ADVERTISEMENT
Padahal sudah sepekan warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian, mereka hanya mengandalkan Generator Set milik pemerintah desa untuk menghasilkan daya listrik.
Sampai saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya memulihkan kondisi listrik yang sementara lumpuh dibeberapa desa di Pulau Haruku. Kondisi inilah yang mengakibatkan warga minim informasi terkait pemberitahuan gempa susulan dari BMKG.
Kepala Pemuda Kabau, Della Saat dikonfirmasi wartawan (3/10) , dia menjelaskan bahwa pascagempa masyarakat selalu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG, namun bila daya baterai menjadi lemah mereka pun ketinggalan informasi.
“Kita sampai sekarang hanya menunggu adanya peringatan dari BMKG Maluku yang kita cek melalui media sosial. Namun karena akses internet terhambat oleh ponsel kita yang tak ada daya baterai,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga menjadi alasan kenapa masyarakat lebih memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Karena jika tidak mendapat informasi dari BMKG dapat meresahkan masyarakat.
Della juga mengatakan, bahwa pemuda di daerahnya, juga butuh akses internet yang lancar untuk mengabarkan kondisi mereka ke tim relawan yang ada di pulau Ambon maupun di luar Ambon.
“Siapa tahu ada solusi lain yang bisa kita lakukan sebagai bentuk kepedulian, contohnya seperti mencari informasi atau relawan yang bisa membimbing pemuda ke sini dalam menangani Trauma Healing”, kata Della.
Ia berharap adanya perhatian khusus untuk bantu meringankan beban korban gempa, dalam bentuk kegiatan trauma healing. Kata dia, anak-anak masih khawatir akan keselamatan dan kesehatan di lokasi tempat pengungsian.
ADVERTISEMENT
Akibat gempa tersebut, terjadi kerusakan di Desa Kabau, yang tergolong rusak ringan sebanyak 232 rumah, rusak sedang ada 67 rumah, dan rusak berat sebanyak 25 rumah. Data tersebut dihitung sejak 3 hari pascagempa. (LM2)