Pemerintah Dinilai Lambat Atasi Persoalan Pengungsi Gempa Maluku

Konten Media Partner
4 Oktober 2019 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi Pengungsian di Desa Kabau (1/10). Dok : Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi Pengungsian di Desa Kabau (1/10). Dok : Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Pengungsian padat penduduk di Desa Kabau, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah kini mulai terserang penyakit Disentri. Salah satu posko utama yang berada di Lapangan Kabau, telah menampung sekitar 2167 jiwa dengan jumlah KK 609.
ADVERTISEMENT
Meski tidak ada korban jiwa yang meninggal, namun setelah bertahan selama seminggu di tempat pengungsian, warga mengaku kesulitan dalam akses Mandi Cuci Kakus (MCK). Bantuan pemerintah pun masih minim.
Pasalnya tiga hari sejak terjadinya gempa bumi yang menguncang Maluku (26/9), Pemerintah Daerah Maluku Tengah baru menyumbang 6 buah Terpal, 1 karton mie instan dan 4 karung beras 50kg saja.
Hal ini dibenarkan oleh Abdullah, selaku Wakil Sekertaris Saniri Desa Kabau saat dikonfirmasi Lentera Maluku (3/10) melalui telpon genggam, “Selama ini bantuan dari pemerintah kabupaten masih minim, bahkan pemerintah pusat belum ada sama sekali,” ujarnya.
Dengan jumlah pengungsi yang begitu besar, tak mungkin akan tercukupi jika mereka terus bertahan. Kekurangan logistik adalah keluhan paling mendasar di titik lokasi pengungsian Lapangan Kabau.
ADVERTISEMENT
Abdullah juga menjelaskan, bahwa bantuan yang diterima sampai saat ini, hanya dari masyarakat kabau dan rohomoni secara perorangan, ada pula mahasiswa diluar pulau Maluku yang menggalang dana untuk membantu.
“Pemerintah pun hanya terfokus di pulau Ambon, tanpa memikirkan bagaimana kita yang sedang was-was di sini, Jika ada yang menyebrang ke sini, kita yakin itu hanya relawan-relawan saja”, ungkap Abdullah.
Lemahnya pengawasan terhadap korban gempa, akan menjadi masalah bagi warga yang berada di posko pengungsian. Kekurangan obat-obatan juga menjadi kendala di puskesmas sekitar. Kondisi ini juga dialami oleh Desa Tetangganya, Desa Rohmoni. Kedua desa ini, kini tinggal menunggu kesadaran dari pihak pemerintah, untuk menanggulangi masalah akibat gempa yang masih menguncang Maluku. (LM2)
ADVERTISEMENT