Penemuan plastik dalam Ikan Bubara di Kota Ambon

Lentera Maluku
Mencerdaskan dan Menggerakkan
Konten dari Pengguna
11 Februari 2019 12:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lentera Maluku tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Plastik dalam perut ikan Bubara. Foto : John Latuny
Lentera Maluku-Ambon, warganet dikejutkan dengan adanya postingan foto oleh Jhon Latuny di laman facebooknya pada Sabtu 9 Februari 2019, terkait adanya plastik sebesar satu ruas jari di dalam perut ikan Bubara berukuran sekitar 4-5 cm, kejadian ini ditemukan langsung oleh Laura Tanalepy saat sedang membersihkan ikan tersebut untuk di masak. Menurut pengakuannya pada Lentera Maluku (10/02/19) bahwa ikan tersebut dibeli dari penjual keliling yang biasa memperoleh ikan dari pasar Mardika Ambon.
ADVERTISEMENT
“Ikan itu saya beli dari mas penjual ikan keliling di kompleks yang biasanya si mas mengambil ikan di pasar mardika, kemudian ikannya saya bersihkan dan kaget karena ada plastik sebesar satu ruas jari di dalam perut ikan berukuran kira-kira 4-5 cm, saya mencoba untuk merobek plastik tersebut namun tidak bisa, plastiknya terlalu tebal, dan ikannya tidak jadi dimasak”, ungkap Laura.
Kejadian penemuan platisk dalam perut ikan ini lantas kemudian di posting ke media sosial, dan menjadi pembicaraan para pegiat lingkungan.
Katakanlah Irene Sohilait, yang juga ikut menggungah kejadian tersebut di laman facebooknya, pada postingannya tersebut dia mencurahkan kegiatan 10 tahun yang lalu dengan tim edukasi lingkungan hidup dari Vlissinggen, Belanda, dimana pada salah satu modul pendidikan yang disiapkan adalah memuat cerita tentang Buce Bubara yang kehilangan tempat untuk mencari makanan karena lautan sudah dipenuhi oleh sampah plastik, 10 tahun telah berlalu dan kisah itu menjadi kenyataan di Kota Ambon.
ADVERTISEMENT
Pada postingan aktivis Green Moluccas tersebut, Sohilait menegaskan bahwa “sampah plastik yang ada di lautan, akan menjadi mikroplastik dan dapat termakan oleh ikan kecil, tentu saja manusia sebagai posisi tertinggi dalam rantai makanan akan turut merasakan akibatnya”.
Dia juga menyanyangkan pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat, dan terkesan tidak peduli pada lingkungan hidup.
“Masih terus menggunakan plastik kemasan sekali pakai dan langsung membuangnya secara sembarangan?
Jadilah bijak ya teman-teman, nasib anak cucu ada di tangan kita sekarang.
Jangan wariskan sampah buat mereka, mari mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, mulai dari sekarang. Kalau bukan kita, siapa lagi?”, tegas Sohilait
Persoalan sampah sudah menjadi pembahasan internasional, namun masih saja kita diperhadapkan dengan kasus-kasus yang jelas merugikan. Sebagian masyarakat kita bahkan terkesan tidak perduli dengan asal membuang sampah di laut. Padahal pencemaran sampah itu justru akan mematikan pertumbuhan biota laut dan jadi ancaman bagi generasi berikutnya. (LM1)
ADVERTISEMENT